Ia mengatakan, perlu kajian akademis yang berbasis riset untuk melihat tujuan dan sasarannya sebelum penerapan pembelajaran jarak jauh.
Sekolah dan guru, lanjut Doni, harus diberdayakan dalam mengembangkan manajemen halaman pembelajaran di sekolah mereka masing-masing.
"Bukan dengan langganan platform daring berbayar," kata Doni.
Alasannya, orientasi pembelajaran yang dikembangkan UNESCO mengarah pada kemandirian guru dan sekolah dalam memanfaatkan teknologi.
Oleh sebab itu, guru harus mendesain sendiri pembelajarannya.
"Kalau masing-masing sekolah memiliki platform yang mereka kembangkan, platform ini bisa dishare ke sekolah lain sehingga alternatif pembelajaran semakin banyak," kata Doni.
Pembelajaran tatap muka lebih efektif
Doni berpendapat, hingga saat ini, pembelajaran dengan metode tatap muka lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan riset di AS, kata dia, mahasiswa di Negeri Paman Sam tersebut tidak terlalu menyukai pembelajaran jarak jauh.
Para mahasiswa ingin kembali ke kampus mereka karena menginginkan proses pendidikan berlangsung dengan tatap muka.
"Karena sebenarnya pendidikan itu jarak dekat, bukan jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh hanyalah alternatif belajar saat situasi normal belum bisa dilaksanakan. Kalau sudah normal, pendidikan itu akan efektif lewat perjumpaan langsung," kata Doni.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR