Nakita.id – Sudah empat bulan lebih wabah virus corona menyerang Tanah Air.
Sampai saat ini, penularan pun masih terjadi, yang mengakibatkan jumlah pasien juga terus bertambah setiap harinya.
Ironisnya, di tengah pandemi yang belum menemui titik terang ini, Indonesia justru dihadapkan pada munculnya wabah yang lain.
Yakni, flu babi atau H1N1.
Berdasarkan penelitian secara seroligis yang terjadi mutasi pada genotipenya, virus itu disebut G4H1N1 atau flu babi G4.
Munculnya flu babi G4 ini tentunya menimbulkan kekhawatiran.
Sebab, flu babi G4 ini juga berpotensi menjadi pandemi seperti H1N1 saat tahun 2009, yang kini telah menjadi influenza musiman.
Mengutip dari Tribunnews.com, Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan alasan pertama flu babi G4 bisa menjadi pandemi, karena sudah ditemukan pada populasi babi di China.
Babi yang terjangkit flu babi G4, air liurnya bisa menularkan virus melalui air liur kepada hewan lain, lalu menularkan lagi para pekerja di peternakan, yang kemudian membuat peternaknya sakit.
“G4 dari babi menular ke manusia atau peternak atau orang yang bekerja di peternakan babi. Belum ada ditemukan dari penularan manusia ke manusia. Awalnya penularan pada hewan liar, kemudian kepada hewan ternak, lalu ke manusia," ucap Siti Nadia saat konferensi pers online, Kamis (9/7/2020).
Meskipun belum ada laporan mengenai penularan dari manusia ke manusia, namun jika virus ini menginfeksi manusia nantinya akan menyerang saluran napas bagian atas atau di bagian trakea.
"G4 menyerang bagian atas saluran napas, di bagian trakea menuju paru yang dikhawatirkan akan terjadi kesulitan bernapas bila beprotensi terjadi penyakit ini. Menginfeksi saluran napas," jelas Siti Nadia.
Virus flu babi G4 juga dapat menginfeksi sel epitel saluran napas manusia, sel-sel yang biasanya melapisi bronkitis dan alveoli manusia.
Sayangnya, mengingat flu babi G4 merupakan strain yang baru, virus ini belum bisa diproteksi oleh vaksin flu yang sudah ada, karena berbeda jenis virusnya.
Namun, bila dibandingkan dengan Covid-19 yang belum diketahui detail virusnya, vaksin flu babi G4 bisa lebih mudah ditemui, karena sudah ada vaksin untuk H1N1.
Vaksin yang sudah ada pun tinggal dikembangkan lagi.
"Virus ini tidak bisa diproteksi dengan vaksin virus yang ada karena strainnya berbeda, tapi untuk menemukan vaksin akan lebih mudah dibandingkan kalau kita mengembangkan untuk vaksin Covid-19, yang belum mengenal sekali reseptornya seperti apa," ungkap Siti Nadia.
Lebih lanjut, Siti Nadia menjelaskan beberapa upaya untuk mencegah flu babi G4 ini.
Ia mengatakan, untuk pencegahan tentunya dengan cara menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit terutama pada peternak sapi atau masyarakat yang memelihara babi, dan menjaga kebersihan diri.
"Gunakan alat pelindung diri (APD) ketika menangani babi, menggunakan apron, sarung tangan, sepatu boots, dan jaga kebersihan diri serta lingkungan.
Kandang babi atau tempat penjualan daging babi dan pemotongan babi juga harus tahu kebersihan diri, ini harus dijalankan, lakukan desinfeksi," pungkas Siti Nadia.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR