Nakita.id – Menurut data UNICEF Indonesia, dari 5 juta bayi yang lahir setiap tahun di Indonesia, lebih dari setengahnya tidak mendapatkan ASI secara optimal pada tahun-tahun pertama kehidupannya.
Meskipun 96% ibu telah menyusui bayi mereka dalam tahun-tahun pertama kehidupannya, tetapi hanya 45% bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif.
Saat mendekati ulang tahun bayinya yang kedua, hanya 55% ibu yang masih memberikan ASI untuk bayinya.
Sebuah laporan baru menjelaskan, hal ini disebabkan karena promosi dan iklan susu formula untuk anak-anak.
Padahal, segala sesuatu yang bersifat natural memang lebih baik. Keunggulan dan keistimewaan ASI sebagai nutrisi untuk bayi tak perlu diragukan lagi.
BACA JUGA: Peringatan UNICEF, 17 Juta Bayi dan Anak di Dunia Terpapar Polusi!
ASI mengandung sejumlah kabohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang baik untuk bayi.
Selain itu, memberikan ASI ekslusif dengan cara menyusu langsung dari ibu pun dapat memberikan banyak manfaat. Kenapa ya?
Saat menyusu langsung, payudara ibu akan memaksa bayi untuk mengkoordinasikan gerakan rongga mulut, lidah, dan rahannya menjadi lebih aktif.
Sebaliknya, hal ini tidak akan dialami bayi saat ia menyusu dari botol karena bayi akan dengan mudah mengeluarkan susu hanya dari menggerakan puting botol saja.
Selain itu, menurut para ahli, bayi yang menyusu dari botol susu ternyata cenderung lebih gemuk daripada bayi yang menyusu langsung dari Moms.
BACA JUGA: Perdebatan Susu Kental Manis, Susu atau Bukan? Ini Tanggapan Kemenkes
Dr Karen Bonuck, seorang peneliti anak di Albert Einstein Collage of Medicine and Montefiore Medical Center di Newyork mengatakan hal ini disebabkan karena bayi yang menyusu dari botol lebih sulit mengenali kapan mereka kenyang.
Tak peduli isi susu dari botol tersebut adalah susu formula atau ASI perah.
Saat membiarkan bayi menyusu dari botol pun orang tua akan cenderung mendesak si bayi menghabiskan susunya, karena melihat sisa susu di botol.
Hal ini berbeda dengan bayi yang menyusu langsung dari ibunya karena secara otomatis mereka akan langsung melepaskan mulut jika sudah merasa kenyang.
BACA JUGA: 8 Potret Liburan Keluarga Alinskie di Dubai, Tingkah Nastusha Bikin Gemas!
Pengenalan rasa kenyang pada bayi sangat penting dilakukan di beberapa bulan pertama saat awal kehidupan mereka.
Dr Wendy Sue Swanson, seorang dokter anak di Seattle Children’s Hospital mengatakan dengan mengajarkan rasa kenyang pada bayi dapat mengurangi resiko obesitas di kemudian hari.
“Bagaimana keinginan makan dan rasa kenyang akan dialami ketika makan dan karenanya jika bayi diberi makan berlebihan pada periode tersebut dia bisa tumbuh menjadi kelebihan berat badan di kemudian hari,” ujar Dr Swanson.
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR