Nakita.id - Makan telur memang sangat enak dan lezat, apalagi kandungan gizi pada telur bisa menurunkan berat badan.
Tak hanya menurunkan berat badan, makan telur memang jadi kesukaan anak-anak untuk makan sehari-hari.
Dilansir dari Healthline, telur ini mempunyai banyak sekali kandungan gizi seperti, protein, vitamin, mineral, lemak sehat, dan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan.
Telur bisa diolah jadi berbagai masakan yang menyehatkan bagi Moms dan anak-anak.
Namun, tahukah Moms jika memasak telur dengan cara yang salah bisa jadi bumerang bagi tubuh?
Jika telur diolah dengan direbus, telur rebus ini sangat disukai Moms karena bisa menurunkan berat badan.
Karena telur ini banyak protein, makan olahan telur matang bisa menghasilkan 91 persen protein untuk tubuh.
Pokoknya, makan olahan telur ini memang sangat menyehatkan tubuh dan membuat Moms kurus.
Namun, tahukah Moms kalau masak telur dengan cara yang salah malah membuat penyakit bagi tubuh.
Untuk menghindarinya, Moms harus tahu bagaimana cara memasak yang salah agar tak dilakukan lagi?
Jangan memasak dengan api besar
Meskipun makan telur matang membuat tubuh sehat, tapi memasak telur dengan api besar malah merusak nutrisi yang ada dalam telur itu sendiri.
Penelitian ini telah dilakukan dengan sangat teliti.
Satu studi menemukan bahwa memasak telur dengan api besar mengurangi kandungan vitamin A sekitar 17-20 persen.
Satu studi menemukan bahwa metode memasak umum, termasuk microwave, merebus, dan menggoreng telur dengan api atau suhu tinggi, mengurangi jumlah antioksidan tertentu sebesar 6–18 persen.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika telur dipanggang selama 40 menit, mereka dapat kehilangan hingga 61 peren dari vitamin D mereka, dibandingkan dengan hingga 18 persen ketika mereka digoreng atau direbus untuk periode waktu yang lebih singkat.
Baca Juga: Tak Selalu Baik, Hati-hati Makan Telur Saat Menyusui Dapat Timbulkan Risiko Buruk Berikut Ini
Kemudian, memasak dengan api besar membuat telur semakin kehilangan nutrisi dan membuat tubuh gampang terserang kolesterol.
Faktanya, satu telur besar mengandung sekitar 212 mg kolesterol, yang merupakan 71% dari asupan 300 mg per hari yang direkomendasikan sebelumnya.
Sekarang tidak ada batas atas yang direkomendasikan pada asupan kolesterol harian di Amerika Serikat.
Namun, ketika telur dimasak pada suhu tinggi, kolesterol di dalamnya dapat teroksidasi dan menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai oxysterol.
ni menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang, karena kolesterol teroksidasi dan oksisterol dalam darah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Makanan yang mengandung kolesterol teroksidasi dan oxysterol diperkirakan berkontribusi pada tingkat darah senyawa ini.
Sumber makanan utama dari kolesterol teroksidasi dapat berupa makanan yang digoreng secara komersial, seperti ayam goreng, ikan, dan kentang goreng.
Perlu juga dicatat bahwa kolesterol yang teroksidasi dalam tubuh dianggap lebih berbahaya daripada kolesterol teroksidasi yang Moms makan.
Yang paling penting, penelitian belum menunjukkan hubungan antara makan telur dan peningkatan risiko penyakit jantung pada orang sehat.
Nah, sekarang jadi tahu kan Moms kalau memasak telur dengan api besar malah membuat tubuh gampang terserang penyakit mematikan.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR