Jadi Sumber Energi, Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat Juga Bisa Memberikan Efek Kurang Baik Ini pada Tubuh
Nakita.id - Makan nasi memang sudah menjadi salah satu kebiasaan sebagian warga Indonesia ya, Moms.
Namun, ada pula yang mengganti nasi dengan makanan lain sebagai makanan pokok seperti roti.
Nasi diketahui mengandung karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktivitas.
Meski begitu, mengambil terlalu banyak makanan yang mengandung kabohidrat tetap perlu dipertimbangkan.
Konsumsi karbohidrat berlebih dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari ketidaknyamanan jangka pendek hingga penyakit kronis jangka panjang.
Berikut ini sejumlah bahaya mengonsumsi karbohidrat berlebih:
1. Picu obesitas
Melansir Live Strong, terlalu banyak karbohidrat sama dengan terlalu banyak kalori.
Dalam setiap gram karbohidrat, terkandung 4 kalori. Kalori pada dasarnya tidaklah buruk.
Kalori benar-benar dapat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap aktif sepanjang hari.
Tetapi, makan terlalu banyak kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena tubuh akan menyimpan energi ekstra sebagai lemak.
Jadi, Moms perlu mengontrol porsi makanan yang mengandung karbohidrat jika ingin menghindari obesitas akibat kelebihan asupan kalori.
Baca Juga: Sering Kali Dilakukan, Makan Nasi Bekas Kemarin Ternyata Bisa Mendatangkan Bahaya Tak Terduga Ini
2. Picu diabetes
Makan terlalu banyak karbohidrat juga dapat berdampak negatif terhadap kadar gula darah.
Biasanya, gula darah berfungsi sebagai sumber energi untuk sel-sel tubuh.
Di mana, jaringan tubuh dapat mengambil gula dalam aliran darah dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan untuk hidup aktif.
Tetapi karbohidrat olahan berupa gula atau karbohidrat "putih", seperti nasi putih, roti putih, dan pasta dapat dicerna dengan cepat dan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Tubuh sebenarnya dapat merespons dengan melepaskan hormon untuk menurunkan kadar gula darah, tetapi seringkali berakhir dengan kompensasi berlebihan.
Seiring berjalannya waktu, makan terlalu banyak karbohidrat dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah secara negatif.
Orang-orang yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, yaitu satu porsi penuh makanan kaya karbohidrat dapat menyebabkan lonjakan gula darah hingga menghadapi risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe-2, menurut Harvard School of Public Health.
Jadi, pilih sumber karbohidrat sehat (kompleks), seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayuran, daripada yang diolah, seperti permen atau pasta putih.
Karbohidrat sehat tidak meningkatkan gula darah dan lebih baik untuk mencegah diabetes tipe-2.
3. Picu kolesterol tinggi
Seiring waktu, makan makanan tinggi karbohidrat, terutama karbohidrat sederhana atau olahan dapat pula meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Seperti diketahui, setelah mengonsumsi karbohidrat olahan, dalam waktu cepat, tubuh akan mengolahnya sehingga berubah menjadi gula di dalam darah yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan bakar untuk aktivitas.
Baca Juga: Rupanya Begini Cara Buat Nasi Pulen dan Tidak Menggumpal dengan Teknik Mencuci Beras yang Benar
Tapi, jika tak semua gula di darah terpakai, maka sebagian gula yang tersisa di dalam darah akan diubah menjadi trigliserida, yakni salah satu komponen lemak di dalam darah.
Dengan begitu, mengonsumsi karbohidrat berlebih atau terlalu banyak secara terus-menerus, dapat menyebabkan trigliserida tinggi di dalam darah.
Akibatnya, risiko terkana kolesterol tinggi menjadi meningkat.
Melansir Healht Line, kebutuhan kabohidrat harian pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada sejumlah faktor, seperti usia, metabolisme, dan tingkat aktivitas.
Tapi secara umum, tubuh membutuhkan antara 45-65 persen kalori dari karbohidrat, yang berarti 203 hingga 293 gram karbohidrat setiap hari dalam diet 1.800 kalori.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Bahaya Konsumsi Karbohidrat Berlebih")
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR