Bukan Hanya Nutrisi dan Gizi, Gaya Hidup Masa Hamil Seperti Ini Juga Bisa Sebabkan Moms Melahirkan Anak Stunting
Nakita.id - Moms tentunya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya stunting yang kemungkinan besar bisa terjadi pada Si Kecil.
Pada dasarnya stunting sendiri merupakan permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi perhatian para ahli anak di tanah air.
Biasanya stunting sendiri sangat erat dikaitkan dengan postur tubuh anak-anak yang tidak terlalu tinggu atau pendek.
Akan tetapi apakah Moms sudah tahu arti sebenarnya dari stunting sendiri?
Stunting merupakan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan terjadinya gagal tumbuh dan gagal kembang.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes selaku Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) pada acara Webinar Tanoto Foundation tentang "Peran Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan Stunting."
Gagal tumbuh dan gagal kembang sendiri merupakan dua hal yang berbeda.
"Gagal tumbuh itu meliputi pencapaian tinggi badan menurut umur rendah dan pada akhirnya bisa berisiko obesitas dan penyakit gangguan metabolik lainnya." ujar Dr. Rita.
Lalu gagal kembang itu meliputi tingkat kecerdasan yang rendah, produktivitas yang rendah, tidak mampu bersaing, hingga kemampuan finansial rendah.
Stunting sendiri merupakan permasalahan jangka panjang yang tidak bisa diselesaikan dengan cepat begitu saja.
Maka dari itu untuk memutus rantai risiko stunting, Moms harus memulai dari perbaikan gizi saat remaja.
Ada berbagai cara yang bisa dicoba menurut Dr. Rita yaitu:
- Maksimalkan growth spurt remaja
- Pencapaian maksimal pada perubahan fisik, fungsi reproduksi, psikis, dan sosial
- Mencegah kekurangan gizi kronis dengan memahami latar belakang makanan
- Mencegah anemia dengan memahami latar belakangnya
- Memperbaiki perilaku makan tinggi GGL
Lalu ada juga yang bisa Moms lakukan untuk memperbaiki gizi pada 1000 hari pertama kehidupan Si Kecil seperti:
- Pemberian gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, sayur, dan buah
- Pencapaian kenaikan berat badan 0,5 kg per bulan (trimester I), lalu 0,5 kg per minggu (trimester IIm & III).
Baca Juga: Pernikahan Dini Salah Satu Penyebab Generasi Penerus Bangsa Mengalami Stunting
Lalu setelah Si Kecil dilahirkan, sebisa mungkin diberikan kesempatan untuk inisiasi menyusu sejak dini.
Setelah itu pemberian ASI eksklusif pada Si Kecil yang berusia 0-6 bulan, lalu MPASI lumat dan lembek untuk Si Kecil usia 7-11 bulan.
Terakhir menerima MPASI makanan keluarga pada Si Kecil berusia 12-24 bulan.
Nah nyatanya stunting itu sendiri bisa saja dimulai sejak ada di dalam kandungan Moms lo, jadi tidak menunggu sampai Si Kecil dilahirkan.
Baca Juga: Berantas Stunting, Ini 5 Zat Gizi Paling Diperlukan Anak Pendek
Inilah beberapa perilaku Moms yang sedang hamil yang sangat berisiko untuk melahirkan anak yang stunting:
- Moms tidak memahami stunting dan tidak meyakini bahwa stunting bisa terjadi ketika Moms tidak melakukan pengaturan gizi
- Moms punya persepsi bahwa ketika hamil akan makan untuk dua orang dan implikasinya menambahkan jumlah nasi saja pada makanannya
- Moms punya persepsi bahwa kondisi hamil adalah hal biasa dan berat badan akan naik seiring dengan besarnya janin, sehinga Moms tidak melakukan pengaturan gizi khusus
- Moms menghindari makanan tertentu karena takut keguguran, seperti: nanas, pepaya, makanan laut, kacang-kacangan, dan daging merah
- Moms tidak mengonsumsi tablet penambah darah sesuai dengan anjuran karena tidak memahami dan meyakini kegunaan dari tablet tambah darah.
Maka dari itu untuk mencegah angka stunting di Indonesia ini perlu dilakukan komunikasi kepada masyarakat untuk bisa lebih sadar akan adanya stunting pada anak.
Hal itulah yang melatarbelakangi Tanoto Foundation ingin memberikan komunikasi perubahan perilaku pada masyarakat agar bisa mencegah stunting di Indonesia.
Sosialisasi pun diharapkan Tanoto Foundation bisa dilakukan di setiap kota di Indonesia demi menurunkan angka stunting di tanah air.
Tanoto Foundation sendiri sudah memiliki berbagai strategi pendekatan yang akan dilakukan untuk bisa mengubah perilaku masyarakat Indonesia yang sebagiannya belum paham betul soal stunting.
Sehingga perubahan gaya hidup dan pola asuh anak yang berubah diharapkan bisa menurunkan angka stunting di Indonesia.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR