Bisa jadi ia memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
"GPPH ini tidak diketahui penyebab pastinya. Tetapi, cenderung umumnya anak GPPH memiliki gangguan pada otaknya. Oleh karena itu, mau dimarahi, dipukul, didiamkan secara paksa justru tidak akan membantu," kata Herbowo dalam webinar Johnson & Johnson: Menjaga Kesehatan Pada Anak dengan ADHD di Masa New Normal, Jumat (24/7/2020).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, sejumlah kasus GPPH menunjukkan adanya beberapa bagian otak berukuran lebih kecil dan metabolisme di otak mengalami penurunan di daerah tertentu.
Selain itu, anak dengan GPPH juga mengalami kekurangan beberapa bahan kimia di otak, seperti dopamin atau norepinefrin dan serotonin.
Baca Juga: Tak Hanya Pengaruhi Prestasi, Anak dengan ADHD Berisiko Lebih Besar Alami Depresi!
Keterlambatan maturasi otak dan disfungsi pada sirkuit otak tertentu juga merupakan salah satu penyebab utamanya sehingga dapat mengganggu kognitif, perhatian, dan fungsi eksekutif.
Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki ADHD adalah genetik dan lingkungan.
Lantas, apa yang terjadi jika anak GPPH/ADHD dipaksa diam?
Dikarenakan dominasi gangguan pada otak yang mempengaruhi anak yang memiliki GPPH, maka umumnya intervensi perilaku yang seharusnya dilakukan kepada mereka.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR