Oleh sebab itu, ditegaskan Herbowo, memaksakan anak GPPH untuk diam secara paksa bahkan dengan memukulnya jika tidak mau menurut justru akan membuat anak semakin depresi.
"Itu justu membuat anak makin depresi, makin stres dan membuat kondisinya semakin buruk," tegasnya.
Depresi dan perasaan stres bisa terjadi karena hanya otak anak itu saja yang memiliki gangguan, bukan perasaannya.
Hal itu menjadikan anak GPPH tidak menempatkan respon yang tepat terhadap tindakan orang lain.
Lakukan hal yang membuatnya tertarik padahal, hal yang seharusnya dilakukan selain intervensi perilaku dengan obat-obatan sesuai anjuran dokter.
Anak dengan GPPH juga diberikan intervensi perilaku melalui pelatihan dari dokter, keluarga, dan orang-orang di sekitar lingkungannya.
"Anak GPPH itu kurang bisa memperhatikan, makanya kita yang harus buat dia semakin tertarik dengan kita atau yang kita lakukan, dan membuat dia duduk dengan kita," ujarnya.
Disarankan Herbowo, untuk membuat anak dengan GPPH tertarik adalah dengan melakukan kegiatan yang tidak banyak membuat ia berdiam diri.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah berolahraga.
Dengan begitu, anak GPPH yang terlalu aktif atau hiperaktif akan menyalurkan tenaganya dalam gerakan-gerakan olahraga tersebut.
"Please jangan dimarahi. Ajak olahraga, abis olahraga keluar selesai, dia akan diam sendiri dan jangan dipaksa untuk duduk," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Membentak Anak Hiperaktif untuk Diam, Ini Saran Ahli"
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR