Solusi tersebut dinamakan PGS (preimplantation genetic screening) atau screening genetika pre-implantasi.
PGS ini merupakan tindakan pemeriksaan kromosom pada embrio dengan teknologi aCGH, yang dilakukan sebelum embrio transfer atau penanaman embrio ke dalam uterus atau rahim.
Tujuan dari PGS adalah untuk mengidentifikasi embrio aneuploidy, sehingga hanya embrio dengan jumlah kromosom normal yang ditanamkan kembali ke dalam rahim.
BACA JUGA : 6 Cara Hindarkan Anak dari Pedofil, Kenali Dulu Cirinya Moms!
PGS dapat meningkatkan keberhasilan implantasi dari 30% menjadi 60-70%.
Selain meningkatkan keberhasilan, kelebihan dari PGS antara lain:
1. Menurunkan biaya penyimpanan freezing embrio. Karena hanya embrio dengan jumlah kromosom normal saja yang disimpan
2. Memungkinkan dilakukannya single embrio transfer. Sehingga menurunkan kemungkinan kehamilan multipel (kembar maupun tiplets) yang merupakan kehamilan beresiko.
3. Mengeliminasi faktor usia ibu sebagai faktor yang memengaruhi keberhasilan IVF. (Dengan PGS tingkat keberhasilan IVF pada wanita usia yang lebih tua sama dengan wanita usia muda).
Bagaimana metode ini dapat menghasilkan anak kembar dan ‘memilih jenis kelamin’?
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR