Nakita.id – Anak perempuan yang tinggal di Kampung Terap , Bukit Marak, Kota Bharu, Malaysia, diperlakukan kasar hingga alami trauma oleh sang ayah.
Setelah ditanya mengapa dirinya tega memukuli sang anak, alasan konyol pun terlontar dari mulut sang ayah.
Bagaimana tidak, bocah 6 tahun itu disiksa lantaran memiliki wajah mirip dengan ibunya alias sang istri.
Cerita malang dari Malaysia ini bermula ketik Nurul (27), Ibu anak perempuan itu menerima pesan WhatsApp dari adik iparnya.
BACA JUGA: Intelijen Indonesia, Anak Istri Diumpankan Demi Tangkap Agen Rusia
Sang adik ipar meminta Nurul mengambil anaknya di rumah. Betapa hancur hati Nurul saat bertemu anaknya.
Ia melihat kondisi anaknya mengalami cidera di beberapa bagian. Kakinya disulut punting rokok sampai terluka.
Tidak hanya itu, badan pun penuh lebam akibat dipukuli sang ayah. Kepalanya pun bengkak.
Yang mengenaskan adalah, terdapat luka sayatan pisau di tangan kanan anaknya. Anak perempuan itu pun kini mengalami trauma berat.
Nurul pun amat sangat kaget saat melihat foto anaknya yang dikirim oleh adik ipar.
Sang anak pun terlihat ketakutan, bersembunyi di pojok lemari. Sang ayah menyiksanya, ternyata lantaran dendam dengan Nurul, mereka bercerai tiga bulan lalu.
Nurul menggugat cerai sang suami lantaran tidak tahan dengan perilaku suaminya yang suka main pukul.
BACA JUGA: Baru Usia 16 Bulan, Nastusha, Anak Chelsea Olivia, Sudah Bisa Lakukan Ini
Sang suami pun sering berusaha untuk mengajak rujuk, namun Nurul menolak.
Tak terima dengan penolakan Nurul, suaminya pun melampiaskan kemarahan tersebut pada sang anak.
Polisi pun langsung mengamankan suami Nurul.
Dalam peneylidikan, suami Nurul juga didapati menggunakan narkoba jenis sabu.
Akibat perbuatannya tersebut, sang suami ditahan atas tuduhan kekerasan terhadap anak-anak.
BACA JUGA:Tega! Bayi Cantik Dibuang di Pinggir Jalan, Begini Kondisinya
Kekerasan pada anak memang akan menimbulkan luka psikologis yang berkepanjangan. Inilah trauma jangka panjang pada anak korban kekerasan yang sedapat mungkin segera ditangani.
Menurut Prof. Ian Wright - Bahrendorf, Kepala Pediatrik di RS Bethesda - Maryland, AS, dampak trauma bisa bermacam-macam.
Mulai agresif, murung atau depresi, dan mudah menangis. Yang paling dikhawatirkan bila trauma ini tidak ditangani sejak dini adalah melakukan tindkan kekerasan pada orang lain.
Semua ini anak dapat karena ia melihat bagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. Anak belajar dari pengalamannya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari.
Secara kognitif anak bisa mengalami penurunan. Akibat dari penekanan kekerasan psikologisnya atau bila anak mengalami kekerasan fisik yang mengenai bagian kepala, hal ini malah bisa mengganggu fungsi otaknya. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Radita Milati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR