Berat badan Miriam pun susut dari 98 kilogram, hingga menjadi sekitar 68 kilogram.
Namun sebenarnya, tak hanya rasa percaya diri saja yang membuatnya ingin berubah.
Pada 2015, Miriam mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya menderita sakit punggung parah.
Dokter memberi pilihan apakah akan menjalani operasi, atau mengandalkan obat penghilang rasa sakit -yang tidak diinginkannya.
Sebaliknya, Jordan, suami Miriam yang adalah veteran Angkatan Laut menyarankan agar dia mencoba melakukan latihan punggung demi mengurangi rasa sakit.
“Saat itu, anak perempuan saya masih kecil. Dua anak bungsu saya berusia 2-4 tahun. Mengandalkan obat pereda nyeri bukanlah pilihan,” kata Miriam.
Begitu dia mulai berolahraga dengan suami, Miriam langsung menyukainya.
Miriam pun terus berolahraga setiap hari, dan fokus pada makan sehat.
Perlahan, berat badannya turun dan sakit di punggungnya membaik.
Sekarang, Miriam menjalani berolahraga setiap hari, bahkan setelah bekerja dalam shift selama 12 jam.
Dia juga memastikan memenuhi asupan protein, karbohidrat, dan lemak setiap hari.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR