Nakita.id - Menurut American Academy of Dermatology (AAD), ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat musim panas tiba, yaitu:
1. Jerawat. Ini bukan penyakit pubertas. Tapi jerawat terjadi bila keringat bercampur dengan bakteri dan minyak pada kulit, menyumbat pori-pori kulit. Nah, minyak berlebih, keringat berlebih, kerap hadir saat musim panas.
BACA JUGA: Supaya Produk Perawatan Wajah Sempurna. Ini yang Harus Dilakukan
Mengendalikan jerawat saat musim panas; sesering mungkin menyeka keringat dengan handuk atau kain bersih.
Sering mengganti pakaian, ikat kepala, handuk, dan topi. Saat mandi gunakan pembersih non-comedogenic di wajah, leher, punggung, dan dada.
2. Kulit kering dan iritasi kulit. Musim panas di daerah tropis kerap dibarengi dengan kelembaban udara tinggi.
Cirinya, cuca terang, langit berawan, tidak hujan. Saat seperti ini udara akan terasa gerah dan membuat kulit cepat kering.
Jika kita sering berada di ruangan ber AC kulit akan menjadi lebih cepat kering.
Kondisi seperti ini cara mengatasinya harus sesering mungkin mandi air dingin, minum air putih yang banyak, makan buah-buahan, setelah mandi jangan lupa mengenakan pelembab, mengenakan tabir surya sebelum pergi ke luar rumah, disarankan menggunakan losion dan tabir surya spektrum luas, SPF 30+, dan tahan air.
Penting, hindari menggunakan pembersih muka, sabun, dan shampo berlebel anti bakteri alias antiseptik. Sebab bisa membuat kulit kering.
Hindari juga penggunaan deodoran, karena bisa mengeringkan kulit.
BACA JUGA: Jogging Meningkatkan Harapan Hidup Manusia 5-6 Tahun. Ini Faktanya
3. Folikulitis. Setiap rambut di tubuh kita tumbuh dari lubang yang disebut folikel.
Saat folikel terinfeksi, berarti mengalami folikulitis. Folikel rambut yang terinfeksi terlihat seperti jerawat, tapi cenderung gatal dan jika dipegang empuk.
Untuk mengurangi risiko terkena folikulitis, sesering mungkin mengganti pakaian dalam juga pakaian luar, terlebih usia beraktivitas. Saat bersih-bersih dan juga mandi gunakan air dingin.
Pakaian disarankan yang longgar, berbahan katun, dan menyerap keringat.
4. Melasma. Saat musim panas, berada di luar ruangan paling menyenangkan.
Tapi ingat, sinar matahari bisa membuat noda cokelat ke abu-abuan pada wajah. Malesma pun bisa muncul di lengan bawah dan leher.
Wanita jauh lebih besar kemungkinannya mengalami malesma dibandingkan pria. Apalagi pada ibu hamil. Karenanya saat hamil malesma kerap disebut "topeng kehamilan". Jadi hormon pun memicu munculnya melasma.
Mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan tabir surya setiap hari dan mengoleskan kembali tabir surya setiap 2 jam. Ahli dermatologi juga merekomendasikan untuk mengenakan topi bertepi lebar saat berada di luar ruangan.
5. Ruam. Kondisi ini sering terjadi saat musim panas, apalagi pada anak, dan mereka yang berkulit sensitif.
Ruam akan membuat kita yang mengalaminya risih, gatal, perih, dan serba salah. Pada anak kerap membuatnya rewel dan tidak bisa tidur. Jika ruam digaruk, bisa menimbulkan inveksi.
Ruam terjadi karena kelenjar keringat tertutup, sehingga keringat tidak bisa keluar dengan baik.
BACA JUGA: Rumah Terbakar, Suami Istri Ini Justru Asyik Berpose Selfie!
Karenanya pada mereka yang pernah apalagi kerap mengalami ruam jangan sekali-kali mengenakan bedak pada kulitnya, dan hindari dari segala hal yang membuat kulit tertutup, seperti penggunaan diapers, baju ketat, pakaian berbahan sintetes, dan lainnya.
Untuk mencegah ruam terjadi, kenakan selalu pakaian ringan dan longgar yang terbuat dari katun.
Untuk mereka yang berkuli sensitif baiknya hindari debu yang kerap menjadi masalah kita semua saat musim panas. Jadi solusinya, sesering mungkin mandi dengan air dingin.
6. Alergi matahari. Cirinya setelah berkativitas di bawah sinar matahari muncul benjolan merah, bersisik, dan sangat gatal pada kulit yang terpapar sinar matahari. Bahkan pada beberapa kasus bisa membuat kulit mengalami luka lecet.
Untuk mencegah kondisi ini, setiap keluar ruangan kulit harus tertutup.
BACA JUGA: Demi Selamatkan Adiknya Dari Kanker, Mahasiswa Kedokteran Jadi Kuli
Setiap beraktivitas di luar ruang, sebelumnya kenakan tabir surya yang menawarkan perlindungan spektrum luas, tahan air, dan SPF 30 atau lebih.
Hindari juga obat yang dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ketoprofen (ditemukan pada beberapa obat nyeri), antibiotik; tetrasiklin, doksisiklin, dan minocycline.
7. Sunburn. Kondisi ini membuat kulit seperti terbakar.
Karenanya saat musim panas, setiap keluar ruangan beraktivitaslah ditempat yang teduh, kenakan topi bertepi lebar, kacamata hitam, lengan panjang, dan celana panjang.
BACA JUGA: Wawancara Dengan dr. Jane: Gerakan Antivaksin Ada Dari Kalangan Medis
Penting, oleskan tabir surya yang menawarkan perlindungan spektrum luas, SPF 30+, dan tahan air.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | www.aad.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR