Per pasien itu katanya rumah sakit (dapat) Rp 50 juta. Ya enggak mungkin lah, kita saja sudah kepusingan kalau pasien itu enggak keluar-keluar. Stres," ujar dia.
Apalagi virus ini adalah sesuatu yang tidak terlihat dengan mata telanjang sehingga banyak orang masih menyepelekan dan tidak mengakui keberadaannya.
"Karena dia (virus corona) saking mudahnya menular, tidak nampak, ditambah orang tidak percaya, ini yang membuat virus ini tidak berhenti wabahnya.
Membuat sadar masyarakat awam ini susah, kalau mereka belum ngerasain, belum sadar," ujar Eva.
Eva mengatakan, semua pekerjaan pasti melelahkan. Namun, hal itu merupakan bagian dari tanggung jawab untuk terus dilakukan.
"Sedih ya. Kita kerja boleh capek semua asal itu memang sudah seharusnya, bukan penyakit yang dicari-cari.
Kadang sudah jelas pasien ini Covid, enggak percaya, pulang. Kita kan enggak bisa memaksa pasien dirawat.
Nah, dia berkerumun lagi semua (terjadilah penularan baru)," kata dia.
Oleh karena itu, Eva berharap upaya yang dilakukan pemerintah saat ini untuk membendung laju penularan harus dibarengi dengan edukasi yang membuat seluruh pihak paham dan mengakui keberadaan virus ini.
Tetap optimistis
Dengan situasi yang semakin mengkhawatirkan saat ini, Eva, dan mungkin juga para tenaga kesehatan yang lain, masih memiliki optimisme.
Baca Juga: Hanya 1 Kunci Bisa Sembuh dari Infeksi Covid-19, Mantan Pasien Virus Corona Ini Beberkan Rahasianya
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR