Mereka masih percaya pandemi bisa segera berakhir di Indonesia jika semua elemen bersama-sama menghentikan proses penularan virus.
"Cuma saya masih optimistis pandemi ini bisa berakhir. Di Indonesia khususnya, ketika kita sama-sama menyadari bahwa penyakit ini berbahaya. Dan kita sama-sama menghentikan penularan," kata dia.
"Kan kuncinya cuma satu, asal tidak bertemu (sehingga virus tidak) berpindah dari satu inang ke tubuh yang lain, itu tidak akan terjadi penularan.
Jadi stop bergerak semua, yang sakit bisa sembuh atau memang sudah tidak tertolong, ya selesai. Semua patuh tidak saling bertemu, itu saja," lanjut Eva.
Baca Juga: Kabar Baik, Empat Bantuan Sosial Ini Rencananya Bakal Tetap Berlanjut Sampai Tahun 2021, Apa Saja?
Menurut dia, pemerintah juga harus memberikan hukuman yang tegas pada orang-orang yang tidak mau mematuhi protokol kesehatan.
Jika masih banyak yang bepergian, berkerumun untuk hal-hal yang tidak esensial, hal ini akan menghambat upaya menekan penyebaran virus.
"Tapi kalau misalnya pemerintah dan rakyat sama-sama (berkontribusi sesuai porsi), saya optimistis kok, enggak butuh waktu lama, paling dua bulan selesai.
Kalau benar-benar semua kompak, mungkin enggak sampai 2 bulan semua selesai kok, karena kalau Covid ini tidak ketemu inang, dia enggak bisa hidup," ujar Eva.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 di Wilayah Ini Dihentikan, Sukarelawan Jatuh Sakit dengan Kondisi Langka
Hal lain yang membuat Eva optimis adalah mengetahui karakter dari Covid-19 yang sudah mulai diketahui.
"Karena ini penyakit jelas, penyebarannya jelas. Dia bisa bertahan di luar tanpa inang itu hanya berapa hari bahkan hanya beberapa jam.
Andaikan dia tidak ada tempat untuk berpindah, dia pasti mati. Saya yakin kok, bisa," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Optimisme Itu Masih Ada, Covid-19 Bisa Terkendali, jika..."
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR