Para peneliti menganalisis data yang tidak dipublikasikan dari randomized controlled trial (RCT) atau uji coba terkontrol secara acak yang mereka terbitkan pada tahun 2015.
Penelitian ini masih menjadi satu-satunya RCT yang pernah dilakukan tentang kemanjuran masker kain dalam mencegah infeksi virus.
"Mengingat implikasi potensial bagi petugas kesehatan atau anggota masyarakat yang menggunakan masker kain selama pandemi, kami mendalami data tahun 2011 tentang apakah petugas kesehatan dalam penelitian kami mencuci masker setiap hari, dan jika demikian, bagaimana mereka mencuci maskernya."
"Kami menemukan bahwa jika masker kain dicuci di binatu rumah sakit, masker tersebut sama efektifnya dengan masker bedah," ujar Profesor MacIntyre.
Penting untuk dicatat, bahwa mengingat penelitian dilakukan lebih dari lima tahun lalu, para peneliti tidak menguji SARS-CoV-2 tapi, mereka memasukkan patogen pernapasan umum seperti influenza, rhinovirus, dan virus corona musiman dalam analisis mereka.
Ini didasarkan pada data pencucian yang dilaporkan sendiri dan dilakukan oleh petugas kesehatan di bangsal berisiko tinggi, dalam pengaturan perawatan kesehatan.
Profesor MacIntyre menekankan, meskipun masyarakat umum yang memakai masker kain kemungkinan tidak akan melakukan kontak dengan jumlah patogen yang sama seperti petugas kesehatan di bangsal berisiko tinggi, masker kain wajib dicuci setiap hari.
"Covid-19 adalah virus corona yang sangat menular, dan masih banyak yang belum kita ketahui tentangnya. Jadi penting bagi kita untuk mengambil setiap tindakan pencegahan yang dapat melindungi kita dan memastikan masker efektif untuk dipakai," kata Profesor MacIntyre.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR