Nakita.id - Menurunkan berat badan memang menjadi perjalanan menantang bagi mereka yang mengalami obesitas.
Tidak hanya membatasi makanan dan merombak pola hidup, usaha menurunkan berat badan juga membutuhkan komitmen kuat.
Komitmen kuat inilah yang nantinya menjaga agar usaha menurunkan berat badan tetap berjalan secara konsisten.
Kali ini ada sebuah kisah inspiratif dari wanita asal Bandung, Witta Sylvia dalam usaha menurunkan berat badannya.
Baca Juga: Benarkah #AyahSIAP Bantu Moms Menyusui dengan Lancar? Ini Penjelasannya
Witta berhasil menurunkan berat badan sebanyak 62 kilogram dalam kurun waktu 1 tahun 5 bulan.
Perempuan yang menekuni profesi sebagai konten kreator ini mengaku berat badannya turun dari 150 kg menjadi 88 kg.
Pada awalnya, perempuan berumur 31 tahun ini menceritakan kalau dirinya tidak menstruasi selama enam bulan.
Setelah pergi ke dokter, Witta divonis mengidap polysystic ovary syndrome (PCOS) yang bisa mengganggu hormonnya.
"Memang PCOS tidak bisa dihilangkan, tapi masih bisa ditekan," katanya seperti dilansir dari Kompas.com.
Selain mengalami PCOS, Witta juga disebut berpotensi mengalami diabetes dan dokter memintanya untuk menjalankan diet.
Witta pun menjalankan diet dengan arahan dari ahli gizi.
Hal itu dilakukan karena pemenuhan kebutuhan gizi orang ditentukan berdasarkan usia, berat badan, dan tinggi badan masing-masing.
Baca Juga: Sudah Ngantuk Tapi Susah Tidur, Coba Deh Letakkan Tanaman Ini di Kamar dan Anda Akan Terkejut dengan Hasilnya
"Mungkin pola diet aku bisa diikuti orang-orang, cuma pasti kan ada saja yang nanti tidak cocok. Jadi penting banget untuk pergi ke dokter gizi," ujar Witta.
1. Mengurangi makanan berkalori
Witta membagikan poin pertama tentang diet yang dijalaninya.
Tidak lain adalah menghindari makanan mengandung mentega, minyak, tepung, santan, dan gula.
"Intinya, kita itu harus mengurangi kalori atau defisit kalori. Tetapi, mesti diperhatikan juga seberapa besar kita menguranginya karena kalori tetap dibutuhkan oleh tubuh," jelas Witta.
Witta mengimbau kalau tidak seharusnya diet dijadikan beban sampai akhirnya malah menimbulkan stres.
2. Tidak melakukan olahraga berat
Selain mengurangi kalori, Witta juga melakukan aktivitas fisik ringan.
Ia berjalan santai minimal 30 menit dalam satu hari.
"Badan itu kan kayak mesin yang harus setiap hari dipanasin jadi ya harus bergerak," jelas Witta.
"Olahraga yang dilakukan ringan saja, kalau terlalu berat tulang ini tidak sanggup menahan badan kita yang masih berat dan bisa berbahaya," imbuhnya.
Baca Juga: Berapa Lama ASI Perah Bisa Bertahan di Freezer? Simak Cara Menyimpannya Langsung dari Ahli
3. Lingkungan mendukung
Tidak hanya niatan dalam diri, tapi lingkungan mendukung juga sangat penting untuk keberhasilan diet.
Pasalnya, jika orang terdekat saja tidak memberikan dukungan dengan baik, sudah pasti niatan akan melemah.
Witta pun membagikan perjalanan dietnya di akun Instagram dengan harapan bisa memberikan dukungan pada orang yang mengalami masalah berat badan.
"Sebenarnya itu iseng aja, pengin tahu apakah followers aku mengikuti gaya hidup sehat juga atau hanya sekadar kepo," ujarnya.
"Aku sampai bikin giveaway untuk membuat mereka semangat. Yang terpenting gaya hidup sehat ini tidak boleh jadi tren semata, tetapi menjadi kebiasaan yang baik buat mereka," pungkas Witta.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR