Hal ini dilakukan untuk mengetahui bila ada kesalahpahaman dalam memersepsikan situasi/kondisi yang dihadapinya.
Jika benar, tugas orangtua adalah meluruskannya, selain juga memberi pengertian kepada anak tentang sekolah.
Bila anak pasif karena sering disoraki saat berbicara, jelaskan, “Kamu disoraki itu berarti kamu didukung.
Kamu pernah lihat konser, saat naik panggung bandnya juga disoraki, mereka jadi tambah semangat mainnya.”
Jika anak mengerem bicara karena alasan takut, kita perlu waspada.
Hal ini dapat berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya, karena anak jadi mudah didikte.
Anak juga bisa kehilangan percaya diri karena selalu ingin diatur orang lain.
Ia pun enggan mengemukakan pendapat pribadinya kepada orang lain karena takut.
BACA JUGA: Semarakkan Bersantap Dengan Sepiring Plecing Kangkung Di Meja Makan
Untuk mengatasinya, orangtua harus aktif mengajak anaknya berbicara.
Buatlah anak nyaman berkomunikasi, sehingga anak terbiasa mengeluarkan pikirannya secara verbal.
Jalinlah komunikasi yang hangat dan akrab dengan anak, dengarkanlah semua keluhan dan obrolannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR