Keterbatasan pilihan makanan, fase ketosis yang cepat menghilang, tidak bisa mengonsumsi karbohidrat (atau hanya konsumsi dengan kadar sedikit), dan kelebihan massa otot pada jumlah banyak.
Dalam diskusi "Mengenal Diet Populer" oleh dokter ahli gizi klinis Diana F. Suganda, M.Kes, Sp. GK, pada Rabu, 17 Januari 2018, ia memberikan beberapa penjelasan yang dianggap salah kaprah terhadap diet keto.
Kehadiran diet ketogenik sebenarnya diperuntukkan bagi anak-anak penderita epilepsi.
Penyakit lain yang bisa melakukan diet keto adalah mereka yang obesitas, diabetes, penderita Parkinson, Alzheimer, dan cedera otak traumatis.
BACA JUGA Cool Abis! Bule Amrik Nyanyiin Lagu Gombloh; Ku Gadaikan Cintaku
"Glukosa menjadi satu-satunya sumber untuk otak. Jadi, apabila konsumsi glukosa dihilangkan maka penyakit-penyakit otak tidak akan menyerang."
Selain itu, idealnya konsumsi lemak pada diet keto merupakan lemak sehat, seperti alpukat, minyak kelapa (VCO), dan susu.
"Jadi salah kaprah, yang tadinya konsumsi lemak pada diet ketogenik adalah lemak sehat, malah menjadi lemak jenuh yang sebetulnya malah memberikan dampak buruk. Itu diet keto yang sudah salah," terangnya.
BACA JUGA Intip Meriahnya Ulangtahun Gempita yang Dirayakan Di Sekolah Baru
Meski begitu, dr. Diana tidak menyarankan untuk melakukan diet ketogenik jika tidak memiliki masalah kesehatan tertentu.
Ia menganggap diet ketogenik merupakan fad diet.
Fad diet merupakan jenis diet yang dinilai tidak memberikan hasil signifikan dan tidak terbukti dalam jangka panjang dalam menurunkan berat badan.
Diet yang dilakukan secara sembarang akan memengaruhi perubahan hormon dalam tubuh, serta kenaikan berat badan yang justru bisa dua kali lipat.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR