Nakita.id - Vaksin Covid-19 dikabarkan sudah sampai di Indonesia.
Meski demikian, pihak yang berwenang menuturkan bila pendistribusian vaksin Covid-19 belum bisa dilakukan segera.
Seperti yang diungkapkan Siti Nadia Tarmizi, selaku Juru Bicara Vaksin Covid-19, ia mengatakan bila vaksin bisa mulai diberikan kepada masyarakat kira-kira pada Februari 2021.
Hal ini karena proses perizinan penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM yang mengatur izin penggunaan.
Baca Juga: Ingin Tetap Aman Makan di Restoran Selama Pandemi Covid-19? Ini Tipsnya
Pihak BPOM menuturkan bila izin penggunaan darurat mungkin akan selesai pada minggu ketiga hingga keempat Januari 2021, sehingga baru bisa didistribusikan dan dipakai setelah izin beredar.
Vaksin Covid-19 yang saat ini disimpan oleh PT Bio Farma harus didistribusikan ke tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga kemudian sampai di fasilitas layanan kesehatan.
Melansir dari Kompas.com, tentu saja proses tersebut merupakan serangkaian dari persiapan didistribusikannya vaksin Covid-19 kepada masyarakat Indonesia.
Sebelum vaksin Covid-19 sampai ke Indonesia, beberapa orang sudah mendaftarkan diri menjadi relawan vaksin Covid-19.
Salah satunya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut telah menjalani pengambilan sampel darah dalam rangkaian uji klinis calon vaksin Covid-19 pada Senin (14/12/2020).
Baca Juga: Sempat Berada di Antara Hidup dan Mati, Seorang Dokter Bedah Berhasil Sembuh Lawan Covid-19
Pengambilan darah tersebut dilakukannya setelah tiga bulan lalu, Kang Emil menjalani suntik vaksin tahap kedua.
Setelah mendapatkan vaksin Covid-19, Kang Emil mengaku tidak pernah merasa sakit.
Bahkan saat menjalani beberapa kali tes swab atau tes usap, Kang Emil selalu dinyatakan negatif Covid-19.
Hal ini juga dialami para relawan lain yang mendapat vaksin Covid-19.
"Kami sampai hari ini khususnya Forkopimda yang jadi relawan melaporkan semua sehat, fit tidak ada selama berbulan ini ada kendala sakit, kami juga berkali-kali diswab alhamdulillah negatif, apakah karena faktor vaksin atau tidak belum bisa disimpulkan tapi yang kami rasakan itu faktanya," tutur Kang Emil, mengutip dari Kompas.com.
Meski pengumuman uji klinis ditunda hingga Maret 2021, Kang Emil mengatakan bila BPOM ingin memastikan adanya peningkatan antibodi secara signifikan.
"Hanya ada perubahan dari BPOM ternyata relawan vaksin Covid Biofarma ini harus dicek tidak hanya tiga bulan seperti bulan ini, tapi juga di saat enam bulan," katanya.
"Jadi artinya kami harus diambil darah lagi di bulan Maret, jadi yang tadinya kita sampaikan pengumuman berhasil atau tidaknya vaksin Covid ini di bulan Desember, kemungkinan akan diundur ke bulan Maret, karena BPOM ingin memastikan kandungan dari antibodi kita itu berlimpah di rentang waktu yang lebih panjang," paparnya.
Meski vaksin Covid-19 sudah sampai dan segera bisa digunakan, masyarakat tetap harus #IngatPesanIbu dan selalu menerapkan 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjauhi kerumunan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR