Banyak penelitian yang menunjukan bahwa terapi ini dapat mengurangi resiko perkembangan penyakit atau kematian sebanyak 50%.
Sedangkan untuk Targeted Therapy merupakan pengobatan yang menggunakan obat yang didesain khusus untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker dari jenis kanker yang spesifik.
Kanker yang spesifik yaitu pada level monokuler, obat itu bekerja untuk 'mematikan' sinyal pertumbuhan sel kanker yang dapat memicu perkembangbiakan sel.
Selain itu mereka telah membuktikan pula pengobatan terbaru ini mampu memberikan hasil signifikan dengan sedikit efek.
BACA JUGA: Derita Kanker Ganas, 3 Artis Bolywood ini Berhasil Lewati Masa Kritis
"Untuk Targeted therapy efek buruknya masih terbilang ringan dibandingkan pengobatan lain, hanya mengalami gatal-gatal pada kulit ataupun ruam, dan itu lebih mudah diobati," ucap dr. Wong
Sedangkan untuk imunoterapy, pada 10% pasien mengalami efek buruk yang jelas, 90% sangat sedikit sekali mengalami efek buruk.
"Mengapa 10% itu mengalami efek buruk lain, karena saat sistem imunitasnya memerangi sel kanker, saat itu juga mempengaruhi organ lain, bisa hati, paru-paru, dan kadang sulit untuk di prediksi, memang berpotensi untuk punya efek buruk tapi tidak besar, sangat kecil kecenderungannya," sambung Dr. Wong
Sebenarnya banyak cara untuk menguatkan sistem imunitas tubuh untuk menyerang kanker, imunoterapi sendiri menggunakan treatment NTPD1 (aktivitas dan regulasi pada sel otot polos vaskular).
BACA JUGA: Haru, Ibu Ini Melawan Kanker Demi Lihat Anak Kembarnya Tumbuh Dewasa
Imunoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan antibodi ke dalam darah.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR