Nakita.id - Berhubungan intim menjadi sesuatu yang sangat penting dilakukan bagi pasangan suami, istri.
Terutama bagi pasangan yang belum memiliki keturunan, harus secara rutin melakukan hubungan intim agar segera mendapatkan momongan.
Banyak pula informasi yang beredar terkait dengan posisi-posisi khusus yang bisa dilakukan saat berhubungan intim untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Posisi-posisi tersebut dianggap bisa membantu sperma Dads lebih cepat bertemu dengan sel telur Moms.
Posisi-posisi khusus untuk meningkatkan peluang kehamilan
Pada peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id kali ini berusaha membahas tuntas tentang kebenaran dari informasi tersebut.
Ketika melakukan wawancara mendalam bersama beberapa orang ahli kini berhasil terungkap bahwa sebenarnya tidak ada posisi-posisi khusus yang harus dilakukan ketika berhubungan intim untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Menurut salah seorang dokter bernama dr. Malvin Emeraldi, SpOG, (K), dari Brawijaya Hospotal Antasari, Jakarta Selatan, dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Kamis (07/01/2021) mengatakan, sperma sendiri sifatnya bergerak dan tidak diam.
"Sebenarnya sih tidak ada karena kan sperma itu berjalan atau bergerak jadi bukan diam, kalau memang ada masalah sperma maka akan menyebabkan gangguan kesuburan," ungkap dr. Malvin.
dr. Malvin menekankan, yang harus diperhatikan bukan posisinya, melainkan kualitas dan pergerakan sperma itu sendiri yang harus diperhatikan.
"Tapi kalau tidak ada masalah sperma, pergerakan spermanya cepat dan bagus bisa-bisa saja tidak ada masalah posisi bagaimana pun," tambahnya.
Senada dengan pendapat dr. Malvin, Dr, dr. Andon Hestiantoro, SpOG, (K), MPH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, dalam wawancara khusus bersama Nakita.id mengatakan, informasi tentang adanya posisi-posisi tertentu yang harus dilakukan saat berhubungan intim untuk meningkatkan peluang kehamilan sebenarnya hanya mitos belaka saja.
Mitos yang banyak dipercaya masyarakat terkait kesuburan:
1. Hubungan suami istri di masa kesuburan
Mitos yang pertama adalah tentang informasi yang menganjurkan untuk berhubungan suami, istri di masa subur saja itu tidak benar Moms, pasalnya menurut Dr. dr. Andon masa subur seorang wanita sulit untuk diramal.
"Ada mitos-mitos yang tidak tepat missal lakukan lah hubungan suami istri hanya dalam masa subur itu tidak tepat karena masa subur pada wanita itu sulit diramal," ungkap Dr. dr. Andon.
Menurut Dr. dr. Andon, untuk meningkatkan peluang kehamilan cukup lakukan saja hubungan suami istri secara tertur.
"Jadi jangan lagi menghitung masa subur yang terpenting kalau siklus menstruasinya itu diantara kurun 21-35 hari maka setiap bulan si istri berpeluang untuk subur, jadi yang paling penting adalah lakukan saja hubungan suami istri teratur 2 atau 3x dalam seminggu. Karena kan sperma bisa hidup di organ dalam wanita itu 4 hari, jadi lakukan saja hubungan suami istri teratur, maka peluang kehamilan akan meningkat," tambahnya.
2. Adanya posisi-posisi khusus
Menurut Dr. dr. Andon, posisi-posisi khusus saat berhubungan intim yang dianggap dapat meningkatkan peluang kehamilan sebenarnya hanya mitos belaka Moms.
Mau posisi rahim Moms menghadap ke belakang atau depan pun itu tidak penting.
"Kedua, tidak penting posisinya seperti apa mungkin dikaitkan dengan rahim yang menghadap ke belakang atau rahim menghadap ke depan itu tidak penting karena rongga vagina itu bisa memfasilitasi agar sperma dapat masuk ke dalam rongga rahim," ungkap Dr. dr. Andon.
Baca Juga: Waspada! Berikut Gaya Berhubungan yang Berisiko Sebabkan Keguguran
Dr. dr. Andon menekankan, yang terpenting adalah Dads mampu melakukan ereksi dengan baik saat melakukan hubungan intim bersama Moms.
"Buat laki-laki yang penting bisa ereksi, kemudian bisa penetrasi yang terpenting bisa masuk, aman ke dalam liang vagina, kemudian terjadi ejakulasi di dalam vagina nah itu sudah cukup karena nanti seluruh lender, seluruh enzim, seluruh anti-bodi dari istri bisa membantu untuk mengantarkan sperma ke dalam rahim dan bertemu dengan sel telur," jelas Dr. dr Andon.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR