Nakita.id - Meskipun sudah setengah abad lebih merdeka, ternyata Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat yaitu masih banyak anak yang mengalami stunting (bertubuh pendek nyaris kerdil) dan gizi buruk.
Padahal Indonesia sedang berjuang mewujudkan "Generasi Indonesia Emas 2045", dimana semua anak Indonesia telah terpenuhi pemenuhan gizinya secara optimal untuk anak sebagai aset bangsa.
BACA JUGA: Ibu ini Kaget karena Warna ASI-nya Berubah Menjadi Pink, Ternyata ini Penyebabnya
Menurut data terakhir Riskesdas (2013) menunjukkan, angka stunting (pendek) yang menjadi indikator kekurangan nutrisi anak mengalami peningkatan; tahun 2007 angka stunting di Indonessia sebesar 36,8%, tahun 2010 menunjukkan angka 35,6% dan pada 2013 menginjak angka 37,2%.
Lalu, apakah hal ini bisa dicegah sejak dini?
Menurut Dr. Damayanti Rusli S, SpAK, Phd, dalam acara Diskusi Publik Peringatan Hari Gizi Nasional 2018 (23/1/2018) yang diselenggarakan oleh YAICI dan PP Muslimat NU menyebutkan, malnutrisi dapat dicegah sejak 1000 hari pertama kehidupan.
"1000 hari pertama kehidupan itu rinciannya; 270 hari saat kehamilan ditambah dua dikali 365 hari pada dua tahun pertama jadi dimulai dari masih di perut ibu", ungkap Speasialia
Hal ini sudah terlihat saat kehamilan Moms memasuki trimester kedua dimana jika bayi malnutrisi maka ukuran kepala bayi kecil.
BACA JUGA: Viral, Ini Foto Bayi dengan Bobot Tubuh Dua Kilogram yang Meninggal Akibat Gizi Buruk
Lebih lanjut, Damayanti menegaskan bahwa penyebab bayi tumbuh kecil bukan hanya makanan ibu namun juga beragam faktor.
"Harus dilihat plasentanya bagaimana, lalu kondisi genetik juga memengaruhi jadi bukan semata-mata makanan ibu."
Untuk itu, pentingnya Moms memberikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan demi perkembangan bayi yang sempurna.
Namun, ada saatnya kandungan gizi pada ASI tidak lagi mencukupi sehingga dibutuhkan makanan pendamping untuk melengkapi gizi.
Seperti apa pendamping ASI yang baik? Karena kurangnya kandungan zat besi dalam air susu ibu, maka dibutuhkan sebanyak 97% zat besi dalam makanan pendamping tersebut.
Dalam perkembangan otak anak, bayi membutuhkan 11 mg zat besi dalam kurun usia 6-12 bulan dan salah satu sumber zat besi yang bagus ialah hati ayam, daging sapi dan makanan pendamping ASI yang difortifikasi zat besi.
BACA JUGA: Cucian Cepat Kering Tanpa Bau Apek di Musim Hujan, Begini Caranya Moms
Tidak dianjurkan memberikan pure sayur dan buah yang menjadi makanan pendamping ASI populer di Indonesia; kerena kandungan serat belum boleh diberikan pada bayi.
Sebagai contoh, pada 100 gram buah pisang hanya mengandung 0,5 miligram zat besi padahal pada pertumbuhannya bayi memerlukan 11 miligram zat besi.
Salah kaprah seperti ini yang harus dipahami orangtua agar dapat mencegah anak menjadi gizi kurang dan tumbuh pendek di masa mendatang.
Dengan demikian, Moms turut berperan dalam mengurangi angka masalah tumbuh kembang anak di Indonesia seperti stunting dan gizi buruk. (*)
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR