Nakita.id - Siapa sangka, anak Ruben Onsu, Betrand Peto pernah alami infeksi lambung, Moms.
Hal tersebut membuat Betrand harus pergi ke dokter untuk memeriksa kondisinya.
Ternyata Betrand mengalami infeksi lambung karena sering makan terburu-buru.
"Kemaren Onyo makannya terlalu cepet, jadi lambungnya infeksi. Jadi sekarang dia makan bubur dulu, supaya perutnya kembali normal baru makan nasi, tapi ngunyahnya harus yang bener," jelas Sarwendah dilansir dari kanal YouTube MOP Channel (13/72020).
Ternyata, makan yang terlalu cepat memang tidak baik untuk kesehatan, Moms. Begini Faktanya.
Melansir dari Kompas.com (21/1/2020), sebaiknya kunyahlah makanan sekitar 32 kali, namun angka tersebut tidak pasti.
Menurut Ahli gizi Stacey McIntosh dari University of Utah di AS, mengatakan prinsipnya semakin banyak jumlah kunyahan, semakin sedikit beban kerja mekanis usus.
Berikut beberapa masalah kesehatan yang bisa terjadi jika nekat makan terburu-buru, dilansir dari Kompas.com (17/1/2019).
1. Asam lambung naik
Makan terburu-buru membuat lambung menerima makanan dalam jumlah yang besar.
Akibatnya, asam dari lambung bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi seperti terbakar atau nyeri.
Jika kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, Moms akan mengalami berbagai komplikasi seperti mulas, mual, sakit perut, dan sulit menelan.
Baca Juga: Makan Terburu-Buru Bisa Membuat Badan Menjadi Gemuk, Kok Bisa?
2. Diabetes
Sebuah penelitian di tahun 2012 menemukan fakta bahwa diabetes salah satunya disebabkan karena makan terlalu cepat.
Pasalnya, makan yang terlalu cepat disebut bisa meningkatkan kadar glukosa dengan jumlah yang besar dalam satu waktu.
Akibatnya, tubuh rentan untuk mengalami resistensi insulin (keadaan tubuh yang tidak bisa merespon secara efektif terhadap hormon insulin).
Hal tersebut membuat tubuh tidak bisa mengendalikan kadar gula darah.
Baca Juga: Mengapa Makan Terburu-buru Tak Disarankan?
3. Masalah jantung
Makan terburu-buru juga terbukti bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung atau stroke.
Seorang peneliti dan ahli jantung asal Jepang, Dr. Takayuki Yamaji meneliti 1.000 orang selama 5 tahun.
Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan kecepatan makannya, lambat, normal, cepat.
Hasilnya, kelomok yang cepat memakan makanan memiliki risiko penyakit sindrom metabolik yang meningkatkan risiko terserang penyakit jantung dan stroke.
4. Obesitas
Ketika makan terlalu cepat, otak tidak bisa mengenali perasaan kenyang sehingga Moms bisa makan terus menerus. Akibatnya, asupan kalori menjadi tinggi.
Sedangkan jika Moms makan pelan-pelan, maka otak memiliki cukup waktu untuk menerima rasa kenyang.
Jadi, mulai sekarang jangan makan terburu-buru jika tak ingin terkena berbagai penyakit ya.
Source | : | YouTube,kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR