Selain itu, anak usia prasekolah adalah peniru ulung.
Dengan cepat dia akan meniru semua hal yang ada di lingkungan terdekatnya, baik itu ucapan ataupun sikap kasar.
Siapa saja bisa dijadikan sosok peniruannya, entah teman, saudara, tetangga atau bahkan orang tuanya sendiri.
Jangan heran kalau si prasekolah gemar berkata, "Mama enggak sayang aku lagi!" bila ibunya merajuk pada sang suami dengan berkata, "Papa enggak cinta lagi sama Mama."
Ancaman verbal juga dapat tercetus dari mulut anak bila orang tua kerap melontarkan hal serupa.
Contohnya, "Kalau kamu enggak mau makan, ya udah Mama pergi aja deh!" Secara tidak langsung anak akan menyimpan dalam-dalam semua sikap orang tua itu dalam memorinya.
BACA JUGA: Demi Pendidikan, Anak Penderita Kanker Ini Rela Ujian di Rumah Sakit
Sangat mungkin jika suatu saat anak balik mengancam orang tua dengan kata-kata yang punya kemiripan.
Ingat juga, jadilah teladan yang baik buat anak. Contohnya sederhana saja, semisal selagi di rumah, apalagi di depan anak, jangan sampai mengeluarkan kata-kata kasar.
Memang bukan hal mudah. Atau, ketika amarah terasa mulai meledak, orang tua bisa mengunci pintu kamar rapat-rapat.
Kendati langkah-langkah ini juga tidak menjamin anak tidak bakal tahu pertengkaran orang tuanya.
Namun setidaknya hal-hal negatif akibat luapan kemarahan orang tua tidak sampai dilihat dan didengar si kecil.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR