Nakita.id - Kebanyakan orangtua baru tidak mengetahui cara mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir yang ampuh tanpa rasa sakit.
Selain itu, tak sedikit pula Moms dan Dads yang tidak tega mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir lantaran bayi dinilai masih sangat kecil dan rapuh.
Padahal adanya lendir pada bayi baru lahir bisa sangat menyulitkan Si Kecil.
Baca Juga: Jangan Panik, Begini Cara Mengeluarkan Lendir Batuk Bayi yang Aman, Cuma Butuh Bahan Sejuta Umat Ini
Lendir pada hidung misalnya, bisa membuat bayi baru lahir sulit bernapas.
Begitu pula lendir pada tenggorokan yang akan sangat terasa tidak nyaman bagi bayi baru lahir.
Alhasil bayi baru lahir akan menjadi rewel, terutama saat dia mencoba untuk menyusu atau tidur.
Untuk itu, Moms dan Dads perlu mengetahui cara mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir yang ampuh tanpa rasa sakit untuk membantu Si Kecil kembali merasa nyaman.
Cara mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir yang ampuh tanpa rasa sakit bisa dilakukan dengan metode penyedotan.
Dikutip dari Children's Hospital of The King's Daughters, penyedotan diperlukan jika suatu penyakit menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak lendir.
Beberapa contoh penyakit yang menyebabkan tubuh bayi baru lahir mengeluarkan lendir berlebih adalah:
- Pilek
- Respiratory Syncytial Virus (RSV)
- Bronkiolitis
- Radang paru-paru
- Influenza
Penyedotan juga diperlukan jika refleks batuk pada bayi baru lahir tidak cukup kuat untuk mengeluarkan lendir, air liur, atau muntahan.
Tak hanya itu, lendir pada bayi baru lahir juga bisa jadi sangat kental sehingga ia tak bisa mengeluarkannya secara natural.
Untuk mengatasinya, Moms bisa menggunakan larutan air garam (saline) dan alat penghisap lendir pada bayi atau biasa disebut mucus extractor.
Cara membuat larutan air garam (saline) untuk memudahkan mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir:
1. Campur 1/4 sendok teh garam meja dan 1 cangkir air matang.
2. Biarkan dingin hingga mencapai suhu kamar.
3. Simpan dalam toples atau botol yang bersih dan tertutup. Beri label dengan tanggal pembuatannya.
Larutan saline ini sebaiknya digunakan maksimal hingga 3 hari setelah tanggal pembuatan.
Baca Juga: Selain Ciri-ciri Lendir Corona, Inilah Gejala Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Cara menggunakan larutan saline untuk mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut:
1. Dongakan kepala bayi
2. Teteskan cairan saline sebanyak 2-3 kali ke masing-masing lubang.
3. Tunggu sekitar 60 detik, setelah itu lendir akan keluar dan Moms bisa membersihkannya menggunakan tisu.
Namun jika lendir terlalu kental untuk keluar, usai diteteskan cairan saline, Moms bisa menyedot lendir pada bayi baru lahir dengan bantuan alat penghisap lendir atau mucus extractor untuk bayi.
Cara mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir menggunakan mucus extractor:
1. Cuci tangan Moms sebelum melakukan penyedotan.
2. Pastikan mucus extractor sudah dalam keadaan bersih dan steril.
3. Pegang ujung mucus extractor di antara jari tengah dan telunjuk. Kepala mucus extractor harus menyentuh telapak tangan Moms.
4. Sebelum memasukkan ujungnya ke hidung bayi, gunakan ibu jari Moms untuk mendorong udara keluar dari kepala mucus extractor.
5. Masukkan ujung mucus extractor ke dalam mulut atau hidung Si Kecil dan lepaskan ibu jari Moms secara perlahan.
6. Pengisapan terjadi saat ibu jari melepaskan tekanan pada kepala mucus extractor. Ini akan menyedot lendir atau cairan dari hidung atau mulut bayi baru lahir.
7. Lepaskan mucus extractor dari mulut atau hidung Si Kecil, dorong lendir atau cairan keluar dari mucus extractor dan bersihkan menggunakan tisu.
Moms bisa ulangi cara ini sesuai kebutuhan. Ingatlah untuk memberikan kesempatan bagi Si Kecil untuk pulih dan bernapas sejenak di antara setiap upaya penghisapan.
Setelahnya bersihkan hidung dan mulut Si Kecil dengan mengusapnya menggunakan tisu atau kain lembut.
Bersihkan kembali tangan Moms dan seluruh alat yang Moms gunakan untuk mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir.
Nah, itu dia Moms cara mengeluarkan lendir pada bayi baru lahir yang ampuh dan tanpa menyebabkan rasa sakit pada Si Kecil.
Source | : | chkd.org |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR