Pandemic Fatigue adalah demotivasi / kejenuhan untuk mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan, muncul secara bertahap dari waktu ke waktu.
Ini dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui selama pandemi, misalnya kerabat ada yang terkena Covid-19 maka adaptasinya lancar tetapi kalau belum lebih longgar, dan ada juga yang pasrah.
Bagaimana menghadapi Pandemi Fatigue?
"Untuk satu tahun kita mengalami pandemi saya lihat fluktuatif. Sekarang lagi menurun nanti naik lagi itu tanda bahwa sebenarnya kita mungkin sudah punya gelombang pandemic fatigue.
Misal Hari Raya Orang Indonesia paling sulit untuk mempertahankan protokol kesehatan. Lebih mengutamakan relasi keluarga dan kesenangan," kata Daisy.
Bagaimana menghadapinya? Pertama, tetap harus ada regulasi kalau secara sosiologi harusnya regulasinya ada berbasis data, penelitian, tidak bisa pukul rata, dan disesuaikan oleh kelompok-kelompok sosial yang ada.
Kedua, community based solution. Melibatkan anggota masyarakat dan komunitas sebagai bagian dari solusi bukan sebagai objek kebijakan.
Ketiga, membuat manusia tetap bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tapi mengurangi risiko penularan atau tertular dan memahami kesulitan.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR