Nakita.id - Moms, jika sering bepergian penggunakan pesawat, sudah tak asing lagi mendengan informasi 'delay' atau keterlambatan pesawat.
Bahkan bukan hanya beberapa menit saja, tapi bisa sampai hitungan jam dan adapula yang membatalkan penerbangan tersebut.
Mungkin Moms pernah mengalami hal serupa, dan pasti sebal jika harus menunda atau membatalkan perjalanan kita.
BACA JUGA: Jangan Makan Bawang Merah Kebanyakan, ini Bahayanya yang Moms Tak Tahu
Biasanya, keterlambatan ini disebabkan oleh cuaca yang tidak memungkinkan pesawat untuk mengudara.
Namun beberapa hal teknis juga kerap kali menjadi alasan penundaan keberangkatan ini.
Dilansir dari Kompas Travel, di tahun 2017, Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat adanya keterlambatan penerbangan atau delay pada penerbangan domestik Indonesia mencapai 159.153 penerbangan atau sekitar 19,21 persen dari total 828.609 penerbangan domestik.
Sementara untuk pembatalan penerbangan atau cancel mencapai 5.432 penerbangan atau 0,66 persen dari total penerbangan domestik.
Melihat jumlah tersebut, tentu banyak orang yang merasa kecewa penerbangannya tertunda dan bahkan di batalkan.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan adanya keterlambatan dan pembatalan tersebut atau pun soal ketepan waktu disebabkan banyak hal.
BACA JUGA: 5 Hal yang Setiap Hari Dilakukan Ini Mengecilkan Lengan dengan Cepat
"Masalah ketepatan waktu penerbangan memang bukan domain maskapai saja. Ada pihak lain yang berperan seperti cuaca, kelaikan teknis, bandar udara, pengelola navigasi, groundhandling dan bahkan penumpang pesawat,” kata Agus dilansir dari KompasTravel.
Tapi ternyata, faktor yang mendominasi bukan dari cuaca Moms, melainkan faktor non teknis.
Menurut data, ada sekitar 9,67 persen atau sebanyak 80.094 penerbangan yang terlambat dan batal karena faktor yang berkaitan dengan maskapai penerbangan.
Penyebab lainnya karena faktor teknis operasional atau bisa dikatakan yang terkait dengan bandar udara. Ada sekitar 6,43 persen atau sebanyak 53.250 penerbangan.
Sementara itu ada sekitar 1,43 persen atau sebanyak 11.879 penerbangan yang terlambat dan batal karena faktor cuaca.
Lalu sekitar 1,68 persen atau sebanyak 13.931 penerbangan disebabkan oleh faktor lain.
BACA JUGA: Cek! Ini Ciri HP Oppo Asli VS Palsu
Sebaliknya, tercatat pula di tahun 2017 ada lima maskapai berjadwal nasional Indonesia memiliki ketepatan waktu terbang atau on time performance (OTP) cukup baik, yakni di atas 85 persen.
Lima diantaranya adalah NAM Air yang mencatatkan OTP 92,62 persen dengan jumlah penerbangan tepat waktu sebanyak 29.832 penerbangan.
Kemudian ada Sriwijaya Air dengan OTP 88,69 persen, berada di posisi kedua. Setelah itu, urutan ketiga ada maskapai Batik Air dengan OTP 88,66 persen.
Posisi selanjutnya adalah Garuda Indonesia dengan ketepatan waktu sekitar 88,53 persen. Dan di posisi kelima ada maskapai Citilink dengan ketepatan waktu 88,33 persen.
Angka-angka OTP tersebut tercatat cukup tinggi dan telah memenuhi target minimum yang telah direncakan bersama.
BACA JUGA: Sst... Ini Fitur yang Cuma Ada di Oppo, Enggak Ada di Ponsel Lain!
Akan tetapi, untuk maskapai Garuda Indonesia, posisi sebagai maskapai paling tepat waktu pun harus tergeser, karena sempat ada gangguan schedulling crew beberapa waktu lalu.
Nah Moms, untuk mengantisipasi delay pesawat sekarang sudah ada aplikasi mutakhir untuk mengetahui informasi penerbangan.
Kini Google telah mengeluarkan aplikasi ibubuhi kemampuan baru untuk mendeteksi potensi penundaan penerbangan alias delay.
Adapun layanan ini disebut Google Flight.
Menurut pernyataan Google, informasi delay yang diberikan dalam Google Flight akan lebih cepat dibandingkan dari layanan dari maskapai penerbangan yang bersangkutan.
BACA JUGA: Wah, Kini Google Dapat Berikan Informasi
Sebab informasi delay tersebut ini tidak berasal dari maskapai penerbangan yang bersangkutan.
Tak hanya itu, Google Flights juga akan memberikan alasan penyebab delay seperti cuaca atau kedatangan pesawat yang tak sesuai jadwal.
Tapi Moms, meski begitu, prediksi Google Flights bisa saja salah. Jadi jangan jadikan Google Flights sebagai satu-satunya rujukan.
Tetap harus memastikan kembali dengan maskapai penerbangan yang bersangkutan.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR