Nakita.id - Natasha Rizky mengungkapkan bahwa anaknya menderita alergi susu sapi.
Padahal kalau berbicara dalam hal tumbuh kembang anak identik dengan pemberian susu sapi.
Pasalnya dari susu sapi tersebut Si Kecil akan mendapatkan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang dan aktivitasnya.
Tetapi sayangnya anak Natasha dan Desta justru menunjukkan gejala alergi usai mengonsumsi susu sapi.
Baca Juga: Bayi Batuk Saat Tidur Berisiko Alami Kondisi Membahayakan, Benarkah?
Natasha menceritakan bahwa anaknya kerap mengalami ruam merah hingga bersin-bersin setelah mengonsumsi susu sapi.
Sebagai orangtua, Natasha dan Desta pun rutin berkonsultasi ke dokter dan mencari jalan keluar untuk tetap dapat memberikan asupan nutrisi yang cukup tanpa menggunakan susu sapi.
Rupanya kini Natasha sudah menemukan caranya dan bisa diikuti bagi Moms yang memiliki anak menderita alergi susu sapi juga.
Perlu Moms ketahui terlebih dahulu bahwa salah satu dampak dari kekurangan zat besi pada anak yaitu menderita anemia.
Professor ahli gizi yaitu Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc menyebutkan bahwa 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia menderita anemia.
Dan 50-60% kasus anemia disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi.
Tak hanya anemia, Prof. Saptawati menyebutkan bahwa zat besi juga bisa mendukung perkembangan otak untuk mempercepat penyerapan informasi sehingga proses belajar akan meningkat.
Di samping itu, zat besi juga menjadi salah satu nutrisi dalam pembentukan hemoglobin yang nantinya diedarkan ke seluruh tubuh sehingga anak bisa aktif berekplorasi dan siap belajar.
Ketika anak mengalami kekurangan zat besi bisa ditandai dengan mudah lelah, sulit menyerap instruksi, kurangnya napsu makan, hingga mengonsumsi makanan yang tidak seharusnya seperti menguyah es batu.
Dan kalau kekurangan asupan zat besi ini diabaikan, Prof. Saptawati menyebutkan Si Kecil akan mengalami penurunan prestasi akademik, gangguan sensorik, gangguan motorik, imunitas menurun, dan pertumbuhan fisik terhambat.
Di usia 1-3 tahu, Prof. Saptawati menyebutkan anak membutuhkan 7 mg zat besi, sementara di usia 3-5 tahun membutuhkan 10 mg.
Dan umumnya asupan zat besi ini mudah ditemukan dari susu sapi.
Tapi kenyataannya, dipaparkan oleh konsultan alergi dan imunologi anak yaitu Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K) menyebutkan bahwa sebanyak 0,5-7,5% anak Indonesia mengalami alergi susu sapi.
Bahkan protein susu sapi menjadi makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.
Salah satunya bisa dikarenakan 'bakat' yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya atau yang disebut dengan Atopi.
Untuk mengatasi alergi susu sapi bagi bayi ASI, maka Moms pantang mengonsumsi susu sapi atau makanan produk olahannya.
Sementara untuk bayi yang mengonsumsi susu formula, bagi yang bergejala berat Prof. Budi menyebutkan dibutuhkan pemberian susu asam amino.
Sementara untuk anak bergejala ringan bisa diberikan susu protein terhidrolisa ekstensif.
Tetapi kalau ternyaata susu protein terhidrolisa ekstensif ini terlampau mahal atau sulit ditemukan, Prof. Budi menyebutkan bisa diganti dengan susu formula kedelai.
Yang tentunya disertai dengan saran dan panduan dari dokter anak.
Dan memilih susu formula kedelai inilah yang menjadi pilihan Natasha Rizky dan Desta untuk mengatasi sang anak yang menderita alergi susu sapi.
Dan produk yang dipilih yaitu SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang baru saja dihadirkan oleh PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) di tahun ini.
Dalam SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx ini memiliki kombinasi unik zat besi, vitamin C, IronC, serta isolat protein soya berkualitas.
"Tentunya ini dapat membantu aku dan desta sebagai orangtua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil yang tidak cocok susu sapi," ujar Natasha.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Rachel Anastasia Agustina |
KOMENTAR