Dilansir dari Fox News, para peneliti dari National Institutes of Health di tahun 2014 berhasil melakukan transplantasi hati dari babi rekayasa genetika ke babun, yang berpotensi membuka jalan bagi transplantasi organ babi ke manusia di masa depan.
Pada 7 Mei 2014, ilmuwan Craig Venter bermitra dengan United Therapeutics Corp. untuk mengembangkan paru-paru babi yang kompatibel dengan tubuh manusia.
Selama lebih dari 30 tahun, para ilmuwan telah menggunakan babi di sejumlah bidang medis, termasuk dermatologi, kardiologi dan banyak lagi.
BACA JUGA: Ampuh Larutkan Batu Ginjal, Coba Konsumsi Ramuan Alami Ini Moms
Baru-baru ini, para ilmuwan bahkan mampu menumbuhkan kembali otot-otot kaki manusia menggunakan implan yang terbuat dari jaringan kandung kemih babi.
Lantas, apa yang membuat babi sangat berharga untuk penelitian medis? Padahal dari segi tampilan luar, babi dan manusia tampak berbeda secara drastis.
Michael Swindle, penulis buku "Swine in the Laboratory" mengatakan bahwa 80%-90% sistem organ pada babi itu serupa dengan sistem pada manusia.
"Jika [ada sesuatu yang] bekerja di babi, maka hal tersebut juga memiliki kemungkinan tinggi untuk bisa berfungsi pada manusia."
Ia menambahkan, "Babi memiliki kemiripan anatomi dan fisiologis dengan manusia dalam sistem yang berbeda."
Sistem yang paling sesuai adalah sistem kardiovaskular, karena hati babi punya ukuran dan bentuk yang sama seperti jantung manusia.
BACA JUGA: Dihina Jelek Seperti Siput, Perempuan ini Bertekad Ubah Penampilan
Karena kesamaan ini, para ilmuwan telah lama menggunakan babi untuk menguji perangkat kateter intervensional dan metode operasi kardiovaskular, serta untuk memahami bagaimana jantung bekerja pada umumnya.
Tak hanya itu, karakteristik manusia dan babi lainnya yang serupa adalah makanan mereka.
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR