"Gangguan ini sangat sulit terdeteksi. Apalagi untuk mendapatkan hasil laboratorium yang akurat mengenai adanya gangguan ini belum bisa dilakukan di Indonesia," ungkap dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A., dari RS Siloam Gleneagles, Lippo Karawaci yang ditemui pada kesempatan terpisah.
Mudahnya kita sebagai orangtua harus waspada jika Si Kecil; Malas makan dan minum, makanan atau minuman yang masuk sering dimuntahkan, otot lemah, pertumbuhan dan perkembangan terganggu, mengalami infeksi jamur berulang, muka dismorfik, kadang-kadang terdapat pembesaran hati.
Memang indikator tersebut bukan merupakan gejala yang spesifik. Artinya, tidak hanya gangguan MMA saja yang ditandai dengan gejala sejenis.
"Kemungkinan gangguan metabolisme tubuh dengan gejala serupa sangatlah banyak. Sementara, pemeriksaan laboratorium di Indonesia belum cukup memadai. Oleh dokter nantinya sampel darah akan dikirim ke laboratorium yang mempunyai fasilitas lebih lengkap seperti di Australia untuk menegakkan diagnosa," lanjut Dwi.
BACA JUGA: Deretan Selebriti Indonesia Ini Ternyata Punya
Senada dengan Dwi, Naomi pun memberikan pendapatnya, "Jadi untuk mengetahui secara dini, sebaiknya dilakukan skrining pada bayi baru lahir (newborn screening).
Caranya, gunakan noktah darah kering di kertas saring untuk dikirimkan ke laboratorium yang berkompetensi untuk itu." Namun tentu saja biaya pemeriksaan ini tidaklah murah. Mengingat kondisi masyarakat Indonesia, bisa dimaklumi jika tidak banyak kalangan yang mampu melakukannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR