Asal tahu saja, risiko B3 di sekitar kita bukan hanya terdapat pada deterjen dan pembersih lantai, tapi juga pembasmi serangga, rokok, radiasi, AC, dan masih banyak lagi, termasuk makanan serta air.
Sayangnya, keracunan yang paling banyak disoroti biasanya yang bersifat jangka pendek.
"Jarang sekali kita mempersoalkan dampak B3 yang mengancam manusia dalam jangka waktu panjang. Sebut saja kerusakan organ tubuh atau keracunan secara permanen setelah mengonsumsi makanan tertentu," kata Budiawan.
Sebagai contoh, jika seseorang mengonsumsi bahan B3 atau terpapar hanya sedikit, seringkali akibatnya tak terasa secara langsung. Kecuali bila yang terhirup adalah pestisida atau gas klor (campuran pemutih dengan bahan bersifat asam), mungkin yang bersangkutan akan langsung merasa sesak napas, mual dan sakit kepala.
Padahal dalam jangka panjang, paparan asap atau uap bahan antinyamuk akan terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan kronis yang bisa menyebabkan demam, anuria, koma, merangsang SSP (sistem saraf pusat), depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
BACA JUGA: Tekstur MPASI Harus Sesuai Usia Si Kecil, Perhatikan Aturannya
Oleh karena itulah, kita perlu meminimalkan risiko B3. Caranya antara lain:
* Jauhkan dari jangkauan anak-anak semua alat-alat dan pembersih rumah tangga yang mengandung B3, seperti pembersih, pestisida, alat listrik yang mengandung radiasi, dan lain-lain.
* Simpan bahan yang mengandung B3 di tempat sejuk dan jauh dari sinar matahari.
* Sirkulasi udara di rumah harus cukup.
* Pakai sarung tangan bila bekerja dengan bahan korosif.
* Bila terkena mata/kulit, segera bilas dengan air yang banyak.
* Lakukan pola hidup bersih dan tidak berlebihan.
BACA JUGA: Tekstur MPASI Harus Sesuai Usia Si Kecil, Perhatikan Aturannya
Oke Moms, sekarang sudah semakin paham kan. Stop menebar bahan beracun berbahaya di sekitar anak.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR