Nakita.id - Sinar matahari, seperti diungkapkan dr. Srie Prihianti, SpKK dari Puan Jakarta Boutique Clinic, mengandung sinar ultraviolet (UV) A dan B yang dapat merusak membran sel, sehingga mengakibatkan kulit merah dan terbakar.
Bahkan sinar matahari dapat merusak sel-sel kulit yang selanjutnya berakibat pada rusaknya mekanisme regenerasi sel-sel itu sendiri.
BACA JUGATahukah, Setiap Hari Kita Selalu Menebar Racun di Sekitar Anak?
Disamping itu, sinar UV juga bisa mempertinggi produksi melanin. Sinar UV merusak kolagen kulit dan substruktur elastisitas kulit di dalam dermis (yang mengakibatkan kulit berkerut), dan mempertinggi terjadinya pergantian kulit (mempertebal kulit).
"Wajah pun jadi kusam akibat pigmentasi yang tidak merata. Inilah yang disebut photo aging, tampak lebih tua dari umur sebenarnya akibat wajah berkerut dan kusam," lanjut ahli kesehatan kulit yang akrab dipanggil Yanti ini.
Untuk menanggulangi bahaya UV bagi kulit, dibutuhkan produk pelindung kulit yang mengandung tabir surya (UV protection), guna menyaring cahaya berbahaya sebelum menembus kulit.
Produk ini bekerja pada permukaan kulit dan menyerap UV (menjadikannya tak berbahaya), atau memantulkan cahaya UV.
Apa itu UV A dan UV B?
Semua cahaya matahari mengandung sinar UV, terlepas dari cuaca, musim maupun waktu.
Selain sinar UV A dan B, juga ada sinar UV C, yang semuanya adalah bagian dari radiasi cahaya yang bersumber dari matahari.
"UV C bersifat shortwave yang berada hanya sampai di atmosfir. Sedangkan UV A dan B, energinya bisa sampai ke bumi dan dapat menembus ke dalam kulit," jelas Yanti.
Perbedaan UV A dan B terdapat pada panjang gelombangnya. Panjang gelombang UV A antara 320-400 nanometer, sedangkan UV B antara 390-320 nanometer.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR