Meski menyadari adanya ketertinggalan mutu pembelajaran di Indonesia, Jumeri melarang guru membuat murid-murid belajar dengan keras.
"Dalam konteks covid ini kami menganjurkan membimbing kepada guru-guru meskipun kita sedang tertinggal atau ada risiko tertinggal tetap tidak boleh ketika siswanya masuk kemudian digenjot,"
"Kemudian dipacu dengan sangat kuat karena kita merasa kemarin itu banyak tertinggal terus dipacu, tidak boleh begitu," papar Jumeri.
Jumeri meminta guru-guru untuk memberikan pembelajaran secara bertahap dalam proses kenaikan mutu pembelajaran.
"Ini anak manusia. Jadi kita juga tetap harus melakukan pembelajaran secara bertahap," ungkapnya.
Jumeri kembali mengingatkan untuk tidak langsung memaksa murid belajar dengan keras di awal masuk sekolah tatap muka.
Jumeri justru lebih menyarankan guru membantu pemulihan kondisi psikologis murid.
"Pada tahap-tahap awal tidak langsung dipaksa untuk belajar keras tetapi justru memulihkan kondisi psikologis anak-anak kita," ungkapnya.
Pemulihan kondisi psikologis anak di awal masuk pembelajaran tatap muka berguna untuk meningkatkan minat belajar mereka lagi.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR