Nakita.id - Moms perlu tahu bahwa peran orangtua dalam tumbuh kembang anak sangatlah penting.
Jangan sampai anak terlalu cepat dewasa sebelum usianya.
Belakangan ini tengah ramai diperbincangkan seorang artis berusia 15 tahun memerankan adegan yang tidak sesuai usianya.
Pasalnya sang artis di usia 15 tahun sudah memerankan karakter seorang istri ketiga yang sedang hamil.
Ditambah ada pula adegan romantis antara sang artis dengan pemeran pria yang tergolong sudah dewasa.
Nah, adegan-adegan rumah tangga dan relasi romantis dewasa ini bukanlah hal yang tepat untuk anak usia 15 tahun.
Dikhawatirkan adegan tersebut akan berdampak pada masyarakat dan anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya.
Perlu ada 3 peran orangtua untuk menjaga anak agar tidak cepat dewasa sebelum usianya.
Seorang konselor di awalmula Olivia S.Psi, Mpsi menjelaskan bahwa perhatian orangtua sangat dibutuhkan saat anak beranjak dewasa.
Olivia menegaskan bahwa untuk menjadi dewasa bukanlah hal yang instan dialami oleh anak.
Perlu ada tahap dan transisi dari usia anak, remaja, hingga dewasa.
"Secara psikologis transisi dari masa remaja ke masa dewasa yang disebut beranjak dewasa terjadi di usia 18-25 tahun yang ditandai dengan eksplorasi dan eksperimen," jelas Olivia kepada Nakita.id.
Ketika anak dewasa sebelum waktunya, Olivia menyebutkan bahwa anak bisa mengalami rentan terhadap bullying karena memiliki perbedaan dari segi penampilan atau riasan.
Anak yang dewasa sebelum usianya pun kerap memilih mengisolasi diri karena merasa teman-temannya tidak ada yang memahami dirinya dan bisa berujung pada depresi.
Serta anak tersebut bisa menyukai perilaku agresif seperti yang orang dewasa lakukan seperti merokok, narkotika, hingga seks bebas.
Tentu saja Moms tidak ingin hal ini semua terjadi, dengan begitu penting bagi Moms untuk tahu cara orangtua membantu anak agar tidak cepat dewasa sebelum waktunya.
Olivia menyarankan untuk orangtua menerapkan gaya pengasuhan otoritatif.
Gaya pengasuhan otoritatif ini anak akan mendapatkan kehangatan, cinta, dan kasih sayang yang cukup.
Sekaligus anak juga mengetahui batasan-batasan yang jelas karena sudah disepakati oleh orangtua dan Si Kecil.
Setelah itu, perlu juga orangtua dan anak atau remaja meningkatkan komunikasi dengan menyediakan waktu untuk #FamilyQuality.
"Sehingga orangtua maupun anak bisa saling terbuka terkait permasalahan yang tengah dihadapi dan perasaan yang dirasakan," jelas Olivia.
Moms dan Dads juga bisa mengajak anak untuk membicarakan topik-topik terkini terkait kehidupan remaja.
Dan terakhir, Olivia menyarankan untuk orangtua memberikan aturan yang jelas kepada anak.
Tak hanya jelas, tetapi juga harus konsisten dari aturan tersebut.
"Membuat aturan yang jelas dan konsisten seperti batasan menonton film sesuai usia, dan penggunaan media sosial pada anak," jelas Olivia.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR