Nakita.id - Siapa yang tidak tahu Candi Borobudur?
Seperti yang diketahui bahwa Candi Borobudur masuk dalam salah satu keajaiban dunia.
Wisatawan pun kerap mendatangi Candi Borobudur untuk kembali melihat sejarah dan berfoto bersama di sana.
Tetapi ternyata di Borobudur tak hanya berupa candi-candi saja, tetapi ada keajaiban lainnya.
Baca Juga: Cara Menjaga Warisan Budaya Agar Tak Lekang Ditelan Zaman, Yuk Lakukan Mulai Hari Ini!
Dan keajaiban tersebut akan ditampilkan dalam konferensi international dan diperkenalkan ke dunia.
Program owner Ir. Purwa Caraka dari Yayasan Padma Sada Svargantara mengemukakan bahwa dari relief-relief yang ada di candi borobudur, terungkap salah satunya berhubungan dengan alat musik.
Purwa Caraka menjelaskan bahwa ratusan relief Borobudur berhasil diteliti.
Dan lebih dari 40 relief panel menunjukkan bahwa 13 abad yang lalu, Indonesia sudah lekat hubungannya dengan musik.
"Uniknya lagi sebagian besar alat-alat musik itu tidak ditemukan lagi di Jawa khususnya di Jawa Tengah," terang Purwa Caraka.
Alat musik-alat musik yang ditemukan di relief tersebut diketahui ternyata sudah tersebar di 34 provinsi, bahkan 40 negara lainnya.
Bahkan Purwa Caraka menjelaskan ada alat musik yang justru tidak ada sama sekali di Indonesia, melainkan berada di Afrika.
Tak hanya alat musik saja, berdasarkan relief tersebut juga ditunjukkan bahwa Indonesia sudah sejak lama mengenal orkestra.
Pasalnya dari relief tersebut tergambarkan adanya permainan alat musik berkelompok yang kini disebut sebagai orkestra.
Dengan begitu Purwa Caraka melihat bahwa peradaban musik 13 abad yang lalu sudah tergolong tinggi.
Hal itu karena untuk memainkan banyak alat musik untuk menjadi harmonisasi yang indah tidaklah mudah.
Dan dari relief tersebut hal itu sudah berhasil dilakukan 13 abad yang lalu dengan alat musik yang masih tradisional.
Dengan begitu, Purwa Caraka melihat bahwa ini saatnya untuk masyarakat Indonesia tidak hanya berfoto saja saat mengunjungi Borobudur.
Tetapi juga memahami relief yang ada di sana sebagai salah satu bentuk perilaku yang lebih maju.
Berdasarkan relief-relief yang ditemukan tersebut, Guru Besar Cultural Studies Universitas Indonesia sekaligus Dewan Pakar Sound of Borobudur yaitu Prof Melani Budianta Ph.D menyebutkan perlu adanya menyambungkan masa lalu dengan masa sekarang.
Dengan begitu MICE bekerjasama dengan Kemenparekraf RI dengan Harian Kompas akan mengelar 'Konferensi International Lima Destinasi Super Prioritas di Borobudur, yaitu 'Sound of Borobudur - MUSICoverNATIONS: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik'.
Baca Juga: Rindu Serial Keluarga? Cek Referensi Tontonan yang Juga Angkat Budaya Minang Ini Untuk Moms
Konferensi International ini pun akan diselenggarakan mulai Juni hingga November 2021.
"Ini (konferensi international) sangat penting karena apa yang sudah didapatkan perlu dapat validasi sekaligus elaborasi dari pakar-pakar lain di seluruh dunia," papar Prof Melani Budianta.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR