Nakita.id - Ada beberapa mitos vs fakta kehamilan tentang bagaimana cara mendapatkan bayi kembar.
Tidak sedikit pasangan suami istri yang menginginkan hamil anak kembar bahkan sampai melakukan program.
Gen anak kembar menurun dari keluarga, itu sebabnya pasangan yang memiliki garis keturunan kembar lebih berkesempatan hamil anak kembar.
Ada informasi menyebutkan kalau untuk mendapatkan anak kembar, Moms harus rajin mengonsumsi singkong.
Hal ini bermula dari penelitian di Afrika tentang sebuah desa bernama Igbo-Ora.
Dikatakan desa ini memiliki tingkat kelahiran kembar tertinggi di dunia.
Dari hasil pengamatan masyarakat Igbo-Ora mengonsumsi singkong sebagai pendorong tingginya kemungkinan lahir kembar.
Memang pernah ada satu penelitian yang mengaitkan singkong dengan kesuburan.
Akan tetapi, karena ini hanya hasil penelitian seorang mahasiswa dari Yale University yang belum dibuktikan secara resmi.
Maka untuk sementara singkong harus masuk kategori mitos kehamilan.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Berhubungan Intim Saat Moms Mengandung Berisiko Keguguran, Benarkah?
Di sisi lain, kakak Ria Ricis yang berpofesi sebagai dokter, dr. Shindy menjelaskan apa saja yang menjadi faktor Moms bisa mendapatkan bayi kembar.
Hal itu disampaikan melalui kanal Youtubenya 'DOKTER SHINDY' yang biasa membahas konten kesehatan.
Berikut menurut dr. Shindy faktor-faktornya.
- Faktor usia
Usia yang lebih dari 30 tahun menunjukan bahwa wanita memiliki peluang hamil anak kembar, dibanding usia yang lebih muda.
Hal ini dapat terjadi karena adanya hiperovulasi, atau ovarium yang menghasilkan sel telur lebih dari satu dipengaruhi oleh kadar follicle stimulating hormone.
- Jumlah anak sebelumnya
Jika seorang wanita sudah memiliki anak lebih dari satu sebelumnya, maka sangat berpotensi untuk memiliki anak kembar.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Makan Pedas Bagi Ibu Hamil Dinilai Berisiko Ternyata Bukan Mitos Belaka
- Faktor makanan
Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi, dan secara alamiah bagi wanita untuk berpeluang memiliki hamil anak kembar.
Salah satunya adalah ubi jalar.
Ubi jalar kaya akan progresteron dan fitoestrogen, dapat merangsang sel telur menghasilkan lebih dari satu.
Sama halnya dengan ubi-ubian, singkong juga memiliki kandungan baik untuk terjadinya proses hiperovulasi.
Kandungan asam folat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi, dipercaya sangat bagus untuk menunjang persiapan dan pertumbuhan si janin, serta mencegah cacat.
Alpukat, brokoli, asparagus, bayam, bisa menjadi salah satu alternatif untuk dikonsumsi untuk memperoleh kandungan asam folat.
Karbohidrat kompleks dapat diperoleh dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.
Dengan rutin mengonsumsi makanan kaya akan kandungan karbohidrat kompleks sangat mempengaruhi terjadinya hiperovulasi.
Selain itu karbohidrat kompleks juga dapat mencegah cacat syaraf pada bayi.
Protein juga sangat berpengaruh terhadap hiperovulasi, contohnya adalah inti nanas.
Inti nanas memiliki kandungan bromelain, sejenis protein yang mempengaruhi ovarium untuk hiperovulasi, selain itu juga bisa mengonsumsi tahu, kedelai, dan gandum utuh.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita,YouTube |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR