Nakita.id - Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mulus.
Berbagai macam permasalahan mungkin bisa saja terjadi.
Tidak hanya bertengkar dengan pasangan, terkadang permasalahan pun bisa saja terjadi dengan mertua.
Banyak dari menantu yang mungkin merasa bahwa merasa kesulitan menjalin hubungan yang baik dengan mertua.
Permasalahan yang terjadi biasanya terjadi kepada menantu perempuan dengan mertua perempuan.
Penyebab timbulnya konflik juga dapat terjadi dari sisi menantu dan juga dari sisi mertua.
Hal itu disampaikan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog kepada Nakita.Id dalam liputan khusus Rabu, (23/06/2021).
"Penyebab konflik antara mertua dan menantu ada yang dari sisi menantu dan juga ada yang dari sisi mertua," ucap Anna.
Menurut Anna, ketidakpahaman menantu dengan sifat mertua tentu dapat menimbulkan konflik diantara keduanya.
"Dari sisi menantu kurang memahami cara berkomunikasi dengan mertua, seperti mengucapkan kata-kata kasar atau berkacak pinggang, memanggil dengan kurang hormat, atau mengajak waktu diskusi yang kurang tepat," ujarnya.
Ketika Moms berbicara dengan mertua sudah seharusnya berperilaku sopan agar menghindari terjadinya konflik.
Berbicara yang tidak baik dengan mertua menjadi penyebab yang paling sering terjadi memunculkan perdebatan.
"Ketika menantu ternyata kurang memahami dalam bersikap yang kurang menyenangkan itu sering menjadi penyebab timbulnya konflik," tutur Anna.
Tidak hanya itu saja, munculnya konflik juga bisa terjadi ketika Moms kurang memberikan perhatian kepada pasangan.
"Ketika kita terlihat tidak memperdulikan pasangan kita atau anak kita dan terlihat sibuk dengan handphone atau dirinya sendiri dan mertua mengetahui hal itu" ucap Anna.
Dari sisi mertua, ketika terlalu mencampuri kehidupan rumah tangga sang anak dapat menimbulkan konflik.
"Mertua terlalu ikut campur kehidupan anaknya," ujarnya.
Terkadang mertua akan memberikan apapun yang dibutuhkan oleh sang anak, mertua yang terlalu baik juga ternyata bisa menyebabkan permasalahan dalam rumah tangga.
"Terlalu baik sifat dari mertua dan selalu membantu anak dan tidak memberikan kesempatan anak dan menantu untuk melakukannya sendiri," tutur Anna.
Tidak bisa dipungkiri jika mertua seringkali memberikan arahan dan masukan kepada menantu, tetapi jika masukan tersebut disampaikan dengan cara yang kasar maka konflik pun tidak dapat terhindarkan.
"Mertua terlalu banyak menegur, menegurnya dengan secara tidak hormat banyak memberikan celaan, banyak membandingkan dengan ipar atau menantu juga dapat menimbulkan konflik," pungkas Anna.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR