Nakita.id - Bagi sebagian orang Indonesia, minum susu adalah kebutuhan sehari-hari.
Makanya Moms pasti selalu menyediakan susu untuk diminum.
Biasanya juga Moms dan satu rumah minum susu saat sarapan.
Karena minum susu sarapan justru lebih praktis jika Moms menyantap makanan lain sebagai menu sarapan.
Minum susu sendiri memang disarankan oleh banyak ahli dan dokter karena susu bisa memenuhi kebutuhan vitamin B6, vitamin K, niasin, thiamin, dan riboflavin dalam tubuh.
Buat Moms dan seisi rumah percaya, minum susu bisa menjaga kesehatan tulang dan gigi, menjaga kesehatan jantung, dan mencegah diabetes.
Namun, baru-baru ini ahli menemukan bahwa minum susu berlebihan malah menyebabkan sederet masalah besar terjadi.
Alih-alih menyehatkan, minum susu setiap hari secara berlebihan ternyata membuat tubuh Moms dalam bahaya.
Jerawat
Jika Moms nekat minum susu setiap hari, apalagi saat sarapan maka jerawat sedikit demi sedikit akan muncul di wajah dan bagian tubuh lainnya.
Riset 2016 menemukan minum susu rendah lemak atau skim berlebihan bisa memicu jerawat, terutama di kalangan remaja.
Pasalnya, susu bisa memengaruhi hormon tertentu dalam tubuh, termasuk insulin dan faktor pertumbuhan mirip insulin-1 (IGF-1).
Alergi
Bukan tidak mungkin, Moms yang tak punya alergi akan mengalami alergi jika minum susu berlebihan.
Alergi susu terjadi karena tubuh bereaksi terhadap protein yang ada di dalamnya.
Alergi susu bisa menyebabkan gejala seperti, asma, sesak naoas, diare, muntah, dan gangguan pencernaan.
Dalam kasus parah, alergi susu juga bisa menyebabkan anafilaksis yang mengancam nyawa.
Meningkatkan risiko patah tulang
Ini yang mengerikan, mengalami risiko patah tulang justru lebih besar jika Moms minum susu setiap hari.
Konsumsi tiga gelas susu atau lebih bisa meningkatkan risiko patah tulang. Pasalnya, protein hewani pada susu menghasilkan asam saat dipecah.
Untuk menetralkan dan membuang asam, tubuh harus menggunakan kalsium yang dikandung susu serta simpanan kalsium dalam tubuh.
Itu sebabnya, konsumsi susuberlebihan bisa meningkatkan risiko patah tulang.
Berisiko kanker
Susu biasanya mengandung residu hormon dan antibiotik, serta dioksin dan polychlorinated biphenyls (PCBs).
Zat residu ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia, antara lain berdampak buruk pada sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko jenis kanker tertentu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com,Healthline,medical news today |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR