Nakita.id -Moms pasti sangat bahagia ketika mendapati kabar bahwa Moms sedang mengandung.
Selain bahagia, Moms mungkin juga akan penasaran dengan perkembangannya di dalam kandungan.
Bagaimana dia hidup di dalam kandungan? Apakah janin bernapas di dalam rahim, mengingat rahim berisi cairan ketuban?
BACA JUGA: Ternyata, Ada Bahaya Tersembunyi Jika Minum Air Dari Dispenser
Dilansir dari New Kids Center, janin ternyata tidak menggunakan hidung dan mulutnya untuk bernapas.
Saat itu paru-paru bayi belum berkembang, dan tidak menyuplai oksigen ke tubuhnya.
Paru-parunya berisi cairan ketuban, berbeda dengan paru-paru kita yang berkontraksi dan mengembang saat bernapas.
BACA JUGA: FBI Sebut 2 Merek Hape Terkenal Buatan Tiongkok Ini Tidak Layak Digunakan
Namun, kebutuhan janin di dalam kandungan terpenuhi oleh plasenta yang akan menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibunya.
Itu sebabnya ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, rutin berolahraga, dan tidak merokok.
Plasenta pada satu sisinya menempel di dinding rahim, dan sisi lainnya menempel di tali pusar, yang kemudian tersambung pada janin.
BACA JUGA: Niat Angkat Komedo, Perempuan Ini Menangis Tak Menyangka Alisnya Ikut Hilang
Oksigen dihirup dan dihembuskan oleh ibunya, kemudian berpindah melalui peredaran darahnya dan disalurkan kepada janin melalui plasenta dan tali pusar.
Sebaliknya, darah yang mengandung karbondioksida dikirimkan kembali dari janin melalui tali pusar dan plasenta, kemudian sang ibu mengeluarkannya saat membuang napas.
Bayi akan mengambil napas pertamanya setelah dilahirkan dan menangis.
BACA JUGA: Foto Bersama Keluarga Besar, Paras Cantik Ibu Angel Lelga Curi Perhatian
Paru-paru bayi mengembang saat menghirup dan menghembuskan udara, dan cairan ketuban dalam paru-parunya pun akan mengering.
Namun, bayi yang lahir prematur mungkin akan mengalami masalah karena suplai oksigen melalui plasenta dihentikan.
Paru-paru pada bayi prematur belum benar-benar berkembang sebab umumnya sempurna pada usia usia kehamilan kira-kira 32 minggu.
Dalam beberapa kasus, mungkin bayi prematur akan memerlukan oksigen tambahan dan ventilasi buatan.
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR