Nakita.id - Ikan asin merupakan salah satu makanan primadona di rumah.
Teksturnya yang kriuk dan rasanya yang gurih membuat orang-orang Indonesia tak bisa menolak kehadiran ikan asin.
Tapi apa pernah Moms berpikir bahwa ikan asin ternyata salah satu penyebab penyakit kanker?
Mengutip dari Kompas.com, jika Moms mengonsumsi ikan asin berlebihan justru akan membahayakan kesehatan. Bisa-bisa Moms mengidap penyakit kanker.
Hal ini karena ikan asin memiliki kandungan karsinogen atau zat penyebab kanker.
Masih dari sumber yang sama, terlalu banyak makan ikan asin akan menyebabkan Moms mengidap penyakit kanker nasofaring (KNF).
Nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut.
Zat karsinogen ini akan membuat nasofaring tenggorokan bagian atas mengalami peradangan luar biasa.
Jika sudah terserang kanker nasofaring, Moms akan mengalami hal-hal berikut ini.
Adanya gejala berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga kesulitan membuka mulut.
Selain makan ikan asin saja, makan nasi panas dengan lauk ikan asin saja juga bisa menyebabkan kanker nasofaring.
Hal ini karena nasi panas dan ikan asin bisa menyebabkan peradangan hingga akhirnya menyerang nasofaring.
Tapi jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar, ikan asin akan berubah menjadi protein yang menyehatkan.
Agar Moms bisa mengonsumsi ikan asin, sebaiknya jangan berlebihan. Cukup seminggu sekali saja.
Yang masih penasaran mengapa ikan asin bisa menyebabkan penyakit kanker, mari simak penjelasan berikut ini.
Kandungan garam tinggi
Untuk menjadikan ikan segar menjadi ikan asin, prosesnya akan melewati penggaraman supaya awet.
Hal itu garam dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.
Proses penjemuran ikan asin
Setelah dilakukan penggaraman, ikan asin biasanya akan dijemur di sebuah halaman yang tersinari langsung terik matahari.
Jadi masih yakin makan ikan asin dalam porsi yang belebihan?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR