Nakita.id - Anosmia jadi salah satu gejala pada pasien Covid-19.
Anosmia merupakan kondisi di mana seseorang yang terpapar Covid-19 kehilangan indra penciuman sehingga berhubungan dengan menurunkan nafsu makan bagi pasien.
Selama ini, anosmia jadi salah satu gejala yang dirasa cukup umum terjadi pada pasien Covid-19.
Tetapi memang tak semua pasien Covid-19 mengalami anosmia.
Meski demikian, ternyata anosmia bisa jadi pertanda baik bagi pasien Covid-19 lho, Moms.
Hal ini telah dibuktikan di beberapa penelitian yang dilakukan pada awal 2021.
Dalam dua penelitian tersebut, disebutkan anosmia karena Covid-19 merupakan indikator terbaik dari paparan virus corona.
Kehilangan kemampuan pada indra penciuman ini dalam waktu beberapa waktu akan kembali normal secara tertahap.
Mengutip pada Healthline, 86 persen pasien yang terpapar virus corona memang mengalami anosmia sebagian atau total.
Tetapi, hampir 55 persen pasien yang mengalami anosmia justru memiliki gejala Covid-19 yang ringan.
Peneliti mengungkapkan, pasien yang merasa anosmia memiliki gejala ringan dan mungkin memiliki antibodi tertentu dengan kadar yang lebih tinggi, sehingga membatasi penyebaran Covid-19 di hidung.
Dr. Jonathan Overdevest, seorang asisten profesor rinologi dan bean dasar tengkorak di Universitas Columbia menyadari hal ini sulit dipahami.
"Kita tahu bahwa kehilangan penciuman karena Covid-19 lebih dari mekanisme sederhana yangterjadi pada infeksi saluran pernapasan musiman, di mana gejala umum hidung tersumbat dan pilek mengakibatkan aliran udara yang buruk dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah hidung yang bertanggung jawab pada bau," tutur Overdevest mengutip dari Healtline.
Studi yang terbit Januari ini menganalisis data yang dilaporkan 2.581 pasien Covid-19 di 18 rumah sakit Eropa.
Rata-rata, hilangnya penciuman berlangsung sekitar 22 hari.
Pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat yang mengalami anosmia sekitar 37 persen.
Sementara pasien yang sembuh dari Covid-19 berat hingga kritis melaporkan kehilangan penciuman paling sedikit, hanya 6,9 persen.
"Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh sejumlah faktor perancu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik," katanya.
"Di mana banyaknya kasus Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalami perubahan bau," jelas Overdevest.
Data yang mencengangkan juga terjadi.
Hampir 25 persen orang yang mengalami anosmia saat Covid-19 menyatakan mampu memulihkan indra penciuman maksimal 60 hari.
Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indra penciumannya dalam waktu 3 minggu," kata Dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York.
"Tetapi 15 persen pasien Covid-19 dengan anosmia memerlukan waktu pemulihan hingga 2 bulan, dan 5 persen pasien butuh waktu hingga 6 bulan."
Hal positifnya, Glatter menekankan, sebagian besar anosmia pada pasien Covid-19 sembuh.
"Namun, kita masih perlu memantau pasien yang terus kehilangan penciuman," ungkapnya.
Menurut Glatter, virus pernapasan lainnya seperti virus flu (rhinoviruses) atau virus corona umum lainnya dapat menyebabkan hilangnya indera penciuman dan rasa untuk sementara hingga satu minggu.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR