"Kasihan ya...Pelaku yg membuat malu aritonang kan siaritonang! Knp si simanjuntak yg seakan akan diintimidasi." komentar akun Evi Julyani.
"Klarifikasilah keluarga Aritonang nya... jangan sepihak.. cover both side.." tulis akun Tonggo Simangunsong.
Sementara pada akun Facebook Yuli sendiri ia kembali menegaskan bahwa video tersebut sebagai jawaban tudingan dari pihak Toga Aritonang.
Masalahnya dengan keluarga suami masih belum ada penyelesaiaan dan klarifikasi.
Ia juga tidak memungkiri tulisan curahan hatinya yang diposting 13 Febuari 2018 lalu di Facebooknya.
BACA JUGA: Berubah Drastis, Benarkah Keinginan Kurus Bikin Dhawiya Terjerat Narkoba?
Jika benar terjadi pernikahan sedarah, mungkin belum banyak Moms yang tahu tentang dampak dan risikonya.
Dikutip dari laman LivesSience, dari seluruh penduduk dunia, kemungkinan sekitar 20-50% melakukan pernikahan antarkerabat dengan pasangan hidup berasal dari leluhur yang sama atau singkat disebut pernikahan sedarah.
Pernikahan sedarah yang dimaksud disini adalah antar sepupu, satu marga atau yang garis keluarganya dekat, bahkan ada yang sedarah kandung atau incest.
“Salah satu bahaya yang bisa timbul dari pernikahan sedarah adalah sulit untuk mencegah terjadinya penyakit yang terkait dengan gen buruk orangtua pada anak-anaknya kelak,” ujar Debra Lieberman dari University of Hawaii.
Lieberman menuturkan pernikahan dengan saudara kandung atau saudara yang sangat dekat bisa meningkatkan secara drastis kemungkinan mendapatkan dua salinan gen yang merugikan, dibandingkan jika menikah dengan orang yang berasal dari luar keluarga.
Hal ini disebabkan masing-masing orang membawa salinan gen yang buruk dan tidak ada gen normal yang dapat menggantikannya, sehingga pasti ada beberapa masalah yang nantinya bisa menyebabkan anak memiliki waktu hidup pendek.
BACA JUGA: Cuka dan Baking Soda, Trik Mudah Atasi Noda Kuning pada Kerah dan Ketiak Baju
Profesor Alan Bittles, direktur dari pusat genetik manusia di Perth, Australia telah mengumpulkan data mengenai kematian anak yang dilahirkan dari pernikahan antara sepupu dari seluruh dunia.
Diketahui bahwa adanya peningkatan risiko tambahan kematian sekitar 1,2% dibandingkan pernikahan bukan saudara dekat.
Sementara itu untuk cacat lahir terdapat peningkatan risiko sekitar 2% pada populasi umum dan 4% pada pernikahan yang orangtuanya memiliki kekerabatan dekat.
Kondisi genetik yang lebih umum terjadi pada pernikahan kerabat adalah gangguan resesif langka yang bisa menyebabkan berbagai macam masalah, seperti kebutaan, ketulian, penyakit kulit dan kondisi neurodegeneratif. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Facebook,livescience.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR