Moms melarang anak-anak berteriak jika meminta sesuatu padahal Moms sendiri sering berteriak kepada asisten rumah tangga.
Nah, orangtua sering bereaksi terhadap situasi tertentu dengan cara yang tidak ideal.
Jika Moms dan Dads kerap berteriak di rumah, tak heran Si Kecil akan berteriak juga jika mengutarakan keinginannya.
Maka untuk memperbaikinya, jadilah contoh yang baik. Ingat, anak-anak seperti spons - mereka menyerap semuanya.
Jika orangtua "terpeleset" bereaksi tidak tepat terutama di depan anak, perbaiki diri segera, dan jelaskan kepada anak mengapa hal itu salah.
4. Sering memberikan "ancaman" kosong
Moms dan Dads membuat ancaman kosong terhadap perilaku buruk anak. Ini kata lain tidak konsekuen antara kata dan tindakan.
Misalnya waktunya mandi, ketika anak menolak karena masih ingin bermain, diiyakan oleh Moms, daripada anak menangis atau tantrum.
Karena tidak ada konsekuensi, anak sering kali melampaui batas karena mereka tahu, mereka tidak akan pernah menerima "hukuman".
Ranooe meminta orangtua bersikap konsekuen bila ingin anaknya disiplin. "Segera terapkan standar mana yang boleh mana yang tidak boleh dilakukan. Jangan menerapkan standar ganda."
Jelaskan bahwa tidak ada pilihan bagi anak selain bekerja sama.
5. Menerapkan time-out yang tidak efektif
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | everydayhealth.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR