Nakita.id - Moms pernah mencoba makan kol goreng?
Kol goreng memang punya penggemar sendiri yang menikmatinya bersama ayam geprek, ayam bakar atau ayam goreng.
Biasanya, sayuran ini juga disajikan bersama lalapan serta sambal.
Memakan sayur mayur sebenarnya sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Baca Juga: Bisakah Sayuran Menekan Kolesterol pada Hidangan Sate? Begini Kata Ahli
Bahkan sejak dulu, sayuran juga menjadi bagian tak terpisahkan dari 4 sehat 5 sempurna. Yakni nasi, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan dan susu.
Dikutip oleh kompas.com dari laman Prodi Gizi Universitas Darussalam Gontor gizi.unida.gontor.ac.id, sayur kol mengandung banyak vitamin. Antara lain vitamin A, B1, B2, B6, E, C dan K.
Selain itu sayuran dengan tekstur berlapis ini juga memiliki mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
Seperti Kalsium, Zat Besi, Yodium, Kalium, Belerang, Fosfor Dan Folat.
Selain itu sayuran dengan tekstur berlapis ini juga memiliki mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Seperti Kalsium, Zat Besi, Yodium, Kalium, Belerang, Fosfor Dan Folat.
Sayur ini bisa dikonsumsi dengan cara merebus, mengukus bahkan dibuat jus.
Namun, jangan sekali-kali mengkonsumsi kol setelah digoreng.
Ternyata bahayanya bisa mengancam nyawa karena picu penyakit mematikan ini.
Dilansir dari laman Sajian Sedap berikut dampak buruk mengkonsumi kol goreng:
1. Menambah jumlah kalori
Pada dasarnya, kol merupakan salah satu jenis sayuran yang rendah kalori.
Setengah bonggol kol mentah seberat 100 gram hanya mengandung 22 kalori.
Hal ini lantaran sekitar 92 persen dari seluruh bobot kol adalah air.
Akan tetapi, ketika kol digoreng, kalori yang terkandung di dalamnya seketika akan melonjak tinggi.
2. Merusak kandungan nutrisi
Kol sangat kaya akan nutrisi, seperti protein, lemak, dan karbohidrat.
Sayuran ini juga kaya akan serat, mulai dari vitamin C, K, dan B kompleks, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan mangan.
Sayangnya, proses menggoreng dengan suhu yang tinggi justru bisa merusak nutrisi kol.
Mengukus, merebus, dan menumis adalah cara masak yang lebih baik untuk menjaga nutrisi sayuran, termasuk kol.
3. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke
Walaupun enak, kol goreng ternyata bukan makanan yang baik untuk jantung.
Saat dipanaskan melampaui titik asapnya, struktur kimia minyak akan berubah.
Pengolahan berulang dengan minyak yang sama juga dapat mengubah minyak menjadi lemak trans.
Lemak trans adalah lemak jahat yang bisa meningkatkan kolesterol jahat dan memicu pembentukan plak pada pembuluh darah.
Lama kelamaan, plak tersebut pun bisa menghambat aliran darah, sehingga menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.
4. Meningkatkan risiko kanker
Kol memiliki senyawa antikanker yang disebut sulphoraphane.
Sulphoraphane bekerja dengan menghambat enzim histone deacetylase.
Enzim ini berperan dalam perkembangan berbagai jenis kanker, mulai dari kanker kulit, pankreas, hingga prostat.
Sayangnya, proses pengolahan kol goreng justru bisa menyebabkan pembentukan senyawa acrylamide yang bersifat karsinogenik (memicu kanker).
Acrylamide memiliki peran dalam perkembangan kanker rahim, ovarium, paru-paru, ginjal, dan kerongkongan.
(Artikel ini sudah tayang di Gridpop dengan judul: Jangan Lagi Makan Kol Goreng Jika Masih Sayang Nyawa, Ternyata Bisa Picu Penyakit Mematikan Ini)
Source | : | Nova.ID |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR