Hal tersebut diungkapkan oleh pakar alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga.
Melansir dari Kompas.com, Alumnus Spesialis Orthopedi dan Traumatologi FK Unair dr. Henry Suhendra, SpOT mengatakan bahwa, sebuah penelitian di Boston pada 2020 yang membuktikan hal tersebut.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan fakta bahwa vitamin D dapat mengurangi kemungkinan infeksi virus corona sampai dengan 54 persen.
Akan tetapi, kondisi itu baru bisa dicapai ketika tubuh memiliki kadar vitamin D yang optimal.
“Ini hampir sama dengan vaksin, lo. Kan lumayan banyak. Kalau vaksin 60 sampai dengan 65 persen, beda-beda,” tuturnya dalam laman Unair.
Lebih lanjut, Henry menjelaskan, secara umum, vitamin D dapat meningkatkan imunitas tubuh dalam tiga hal, yaitu:
1. Meningkatkan local barrier pada kulit, yaitu mempererat celah antarkulit, sehingga tidak ada celah untuk virus masuk.
2. Innate immunity.
3. Imunitas yang berkaitan dengan pembentukan antibodi oleh T dan B limfosit.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR