Pada perempuan yang mengalami amenore sekunder, kebanyakan karena hormon ovariumnya normal namun ada gangguan pematangan telur, atau interaksi poros dari hipotalamus-hipofisis-ovarium, seperti dalam kategori kedua.
Hal ini sering disebut sebagai polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik.
Dr Yassin menyarankan bagi perempuan yang mengalami siklus haid tidak normal untuk segera memeriksakan ke dokter agar dapat segera ditangani permasalahannya sesuai penyebab gangguan.
Gangguan seperti ini tak hanya membuat haid tidak normal, tetapi juga dapat mengganggu peluang kehamilannya.
Di mana salah satu syarat hamil adalah ada sel telur yang siap dibuahi.
Bagi perempuan yang haidnya normal, dia bisa menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi.
"Tapi, jika ada gangguan haid, dia tidak memiliki sel telur yang bisa dibuahi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telat Haid tapi Tak Hamil, Ada Apa dengan Tubuh?"
Source | : | Kompas.com,medical news today |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR