Namun, saat 8 liter oksigen yang digunakan untuk membantu Nuryaman bernapas habis, Helmi dan kakaknya segera membawa sang ayah ke rumah sakit.
Kondisi Nuryaman sempat membaik namun kembali drop, hingga akhirnya, Helmi menerima telepon dari kakaknya, mengabarkan bahwa sang ayah sudah meninggal dunia.
Nuryaman berpulang pada 14 Juli 2021. Helmi mengatakan, pengalaman pahit yang dialami dan dirasakannya membuat dia sadar terhadap bahaya dari informasi yang menyesatkan.
"Kalau dari yang saya rasakan, literasi digital itu ternyata harus ada. Kalau bahasa Islamnya kan memang kita harus ber-tabayyun terhadap semua informasi kan," ujar Helmi.
"Mencari informasi yang benar, meng-cross check semua berita, enggak cuma percaya dari satu saja, tapi yang perlu kita cek kan kajian ilmiahnya juga seperti apa," imbuhnya.
Helmi pun berpesan agar tidak mudah menyerah ketika mengedukasi orang tua dengan informasi yang benar, terutama yang berkaitan dengan Covid-19.
"Jangan putus semangat untuk ngingetin orangtua. Itu yang jadi salah satu penyesalan saya sebenarnya. Kok enggak setiap hari diingetin terus, minimal untuk vaksin lah," kata Helmi.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Sedih Pasien Covid-19 yang Terpapar Setelah Menolak Vaksin")
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR