Nakita.id – Retinopati Prematuritas (ROP) adalah sebuah gangguan pada mata yang mengakibatkan pertumbuhan pembuluh darah selaput jala (retina) tidak sempurna.
Ini satu dari sekian banyak gangguan yang dihadapi bayi prematur.
BACA JUGA: Suka Membersihkan Bulu Ketiak Menggunakan Alat Cukur? Hati-hati Bisulan
Gangguan Pendengaran
Risiko lainnya dari bayi prematur adalah, gangguan pada pendengaran, dalam hal ini telinga.
Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan bicara, bahasa dan kognitif.
Bila gangguan pendengaran terlambat diketahui tentu hambatan yang dihadapi akan lebih besar.
Diagnosa gangguan pendengaran konginetal (bawaan) seringkali terlambat.
Keterlambatan diagnosis pada tuli derajat sedang hingga berat dapat terjadi sampai usia 2, 5 tahun, karena bayi dan anak tersebut mampu memberi reaksi yang serupa dengan bayi dan anak normal terhadap bunyi-bunyian yang keras, suara tawa dan babble .
Dampak gangguan pendengaran dapat dicegah atau dibatasi bila gangguan pendengaran dikenali sejak awal melalui program deteksi dini.
Karenanyalah rangsangan pendengaran penting pada masa 6 bulan pertama kehidupan untuk menjamin perkembangan bicara dan berbahasa.
BACA JUGA: Kakek ini Buatkan Taman Bunga Bagi Istrinya yang Tuna Netra
Gangguan Pernapasan
Istilah medisnya adalah Respiratory Distress Syndrome (RDS), disebut juga sindrom gangguan pernapasan.
Gangguan ini terjadi karena paru-paru bayi belum matang sehingga tidak bisa menghasilkan zat surfaktan dalam jumlah memadai.
Padahal surfaktan diperlukan paru-paru agar bisa bernapas bebas.
Sejak pengobatan dengan surfaktan diperkenalkan pada 1990, kematian akibat RDS telah berkurang sekitar setengahnya.
Gangguan Apnea
Bayi prematur kadang-kadang mengalami berhenti napas selama 20 detik atau lebih (apnea), biasanya disertai dengan denyut jantung yang lambat.
Jika bayi berhenti bernapas, perawat akan merangsang bayi untuk mulai bernapas dengan cara menepuk-nepuk atau menyentuh telapak kakinya.
Gangguan Otak
Dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Intraventricular Hemorrhage (IVH), disebut juga perdarahan intraventrikular alias pendarahan di otak yang terjadi pada bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kandungan 32 minggu.
Pendarahan biasanya terjadi pada tiga hari pertama kehidupan dan umumnya didiagnosa dengan pemeriksaan USG.
Kebanyakan pendarahan otak yang terjadi ringan dan sembuh sendiri tanpa atau dengan sedikit efek samping lanjutan.
Tapi perdarahan yang parah dapat menyebabkan struktur ventrikel otak berkembang pesat terisi cairan, menyebabkan otak tertekan dan dapat menyebabkan kerusakan otak seperti cerebral palsy, gangguan belajar dan masalah perilaku.
BACA JUGA: Tanpa Pengasuh, Para Selebriti Korea ini Mengurus Anak Mereka Sendiri
Gangguan Hiperbilirubinemia
Bahasa awamnya adalah bayi kuning. Hiperbilirubinemia terjadi karena kadar bilirubin terlalu tinggi, ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (bayi kuning).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah kita.
Hiperbilirubinemia lebih umum terjadi pada bayi prematur dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan.
Tingkat bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak sehingga bayi kuning harus dirawat dengan cepat sebelum bilirubin mencapai tingkat berbahaya.
Bayi kuning ditempatkan di bawah lampu biru khusus yang membantu tubuh menghilangkan bilirubin.
Pada kasus yang parah, transfusi harus dilakukan untuk mengganti darah bayi dengan darah baru yang sehat.
Gangguan Retinopati Prematuritas (ROP)
ROP adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah di mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosis ketika bayi diperiksa oleh dokter mata.
Kebanyakan kasus yang ringan dan sembuh dengan sendirinya dengan sedikit atau tanpa kehilangan penglihatan.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau dengan cryotherapy (pembekuan) untuk melindungi retina dan memertahankan penglihatan.
Gangguan Anemia
Dalam beberapa minggu pertama kehidupan, bayi tidak membuat banyak sel darah merah baru.
Selain itu, sel darah merah bayi memiliki masa hidup yang lebih pendek daripada orang dewasa.
Hal tersebut menyebabkan banyak bayi prematur kekurangan jumlah sel darah merah yang diperlukan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
BACA JUGA: Tak Disangka, Makanan Ini Efektif Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker
Kondisi yang disebut anemia ini mudah didiagnosis dengan menggunakan tes hitung sel darah merah di laboratorium.
Beberapa bayi prematur, terutama yang beratnya kurang dari 1.000 gram, membutuhkan transfusi sel darah merah.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR