"Sebelum pandemi, kita kalau memproduksi vaksin itu tidak dikejar-kejar, jadi kita bisa tahapnya uji pada binatang dulu, tunggu sampai selesai, datanya dievaluasi, datanya dipublikasi, baru mulai uji pada manusia, fase satu, fase satu selesai, fase kedua," jelas Jane.
"Kalau dalam masa pandemi kita seperti itu, kita habis (waktunya), mungkin sudah ditelan oleh virus sehingga dipercepat. Artinya, tahap-tahapnya ada yang bisa dimulai bersamaan, misalnya tahap satu, belum selesai fase satu,udah ada tanda-tanda dia bisa efektif, fase dua boleh mulai. Apabila dalam perjalanannya, fase dua berjalan fase satu berjalan ternyata gagal, ya fase dua bubar, harus kembali lagi," imbuhnya.
Jadi, Jane menegaskan bahwa pembuatan vaksin Covid-19 tetap melewati urutan uji coba tanpa ada yang dilewati.
"(urutan pengujian) Tidak ada yang dilewat, semua dilaksanakan, hasilnya sama, efektif ya efektif, bedanya ada yang bisa dilakukan bersamaan (ujinya)," tegas Jane.
Tidak hanya soal efektifitasnya, sang presenter juga bertanya terkait isu soal seseorang yang sudah divaksin, saat dites PCR hasilnya malah positif Covid-19.
Mengetahui isu tersebut, Jane menjelaskan bahwa hal itu bukan karena vaksin, namun karena memang dalam tubuh sudah ada virus corona.
Source | : | Youtube.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR