Nakita.id - Memiliki anak yang tumbuh sempurna tentu menjadi harapan bagi seluruh orangtua.
Maka tak heran bila semasa kehamilan, Moms dan Dads selalu memberikan nutrisi terbaik untuk sang janin.
Namun, perawakan pendek pada anak kerap kali terjadi.
Baca Juga: Moms, Yuk Kenali 4 Jenis Batuk Pada Anak dan Cara Meredakannya
Perawakan pendek pada anak merupakan kondisi ketika anak memiliki tinggi badan yang relatif rendah dibandingkan anak-anak lainnya.
Namun, tidak semua anak yang memiliki perawakan pendek bisa disebut stunting.
Perawakan pendek bisa disebut stunting jika terdapat gangguan kesehatan atau nutrisi yang kurang optimal.
Melansir dari Healthline, inilah faktor-faktor yang dapat menyebabkan perawakan pendek pada anak.
Faktor genetik
Penyebab utama anak berperawakan pendek adalah karena adanya faktor genetik dari salah satu atau kedua orangtuanya.
Dengan begitu, besar kemungkinan anak juga akan memiliki badan yang pendek pula.
Jika tidak ada alasan medis yang mendasari mengapa orangtua tersebut pendek, maka anak masih bisa dibilang sangat sehat.
Baca Juga: Melewatkan Sarapan Bisa Bikin Anak Pendek! Cek Faktanya di Sini Moms
Keterlambatan pertumbuhan konstitusional
Beberapa anak mungkin ada yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan teman sebayanya.
Namun bisa saja, anak-anak yang tampak berperawakan pendek sebenarnya belum memasuki masa pubertas yang sesungguhnya.
Mereka akan terus bertumbuh untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan saat dewasa.
Penyakit
Beberapa penyakit dapat menyebabkan perawakan pendek pada anak.
Penyakit-penyakit ini terbagi ke dalam beberapa kategori yaitu, penyakit endokrin, penyakit kronis, kondisi genetik, dan penyakit tulang.
Penyakit endokrin dapat memengaruhi produksi hormon dan sering kali berdampak pada tinggi badan.
Penyakit ini termasuk defisiensi hormon pertumbuhan (GHD), hipotiroidisme (kadar hormon tiroid rendah), dan penyakit cushing.
Baca Juga: Berantas Stunting, Ini 5 Zat Gizi Paling Diperlukan Anak Pendek
Penyakit kronis juga dapat menurunkan tinggi badan. Efeknya bahkan dapat memengaruhi pada kesehatan secara keseluruhan.
Misalnya, penyakit jantung, asma, penyakit radang usus (IBD), diabetes, masalah ginjal, anemia sel sabit, arthritis idiopatik remaja (JIA)
Sedangkan, kondisi genetik yang memengaruhi tinggi badan adalah sindrom Down, sindrom Turner, dan sindrom Williams.
Penyakit tulang seperti rakhitis atau achondroplasia juga dapat mengubah pertumbuhan tulang.
Tidak hanya itu saja, permasalahan saat hamil juga bisa memengaruhi tinggi badan Si Kecil.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR